Haluan Riau

Friday, Aug 16th

Last update02:05:24 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Jangankan Rumah, Pohon Besar Saja Tumbang

Jangankan Rumah, Pohon Besar Saja Tumbang

Musibah angin puting beliung yang menimpa Dusun II Perupuk, Desa Kampung Pinang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Minggu (11/8) kemarin, sungguh mengejutkan banyak pihak.

Saking dahsyatnya terjangan angin, tidak saja rumah warga yang porak-poranda. Sejumlah pohon sebesar pelukan orang dewasa, juga ikut tumbang akibat diamuk angin kencang itu.

Saat mengunjungi dusun itu yang berada sekitar 1 kilometer dari Jalan Lintas Pekanbaru-Lipat Kain itu Selasa (13/8), Bupati Kampar H  Jefry Noer, tak henti-hentinya berdecak.

Maklum, mulai dari pohon seukuran lengan hingga sepelukan orang dewasa, nampak bertumbangan di pinggir jalan tanah. Ada pohon karet, durian, manggis, pinang, kelapa, hingga pohon sialang.

“Puntiran anginnya benar-benar dahsyat. Pohon besar saja tumbang,” ujar Jefry setengah bergumam.

Sesampainya di Dusun II Perupuk, satu per satu rumah warga yang rusak parah didatangi orang nomor satu di Kabupaten Kampar ini. Dari 22 rumah yang dihajar puting beliung itu, empat unit di antaranya rusak parah.

“Sebahagian rumah yang rusak ringan, sudah diperbaiki. Mana atapnya yang masih bisa dipasang, sudah dipasang. Kami gotong royong mengerjakan,” kata Kasiran 37 tahun, salah seorang warga yang juga menjadi korban angin puting beliung itu.
“Yang parah itu rumah Hartati, janda beranak empat,” tambah Kasiran.

Jefry kemudian mengajak warga berkumpul di Masjid Al Ikhlas yang ada di dusun itu. Masjid ini juga tak luput dari hantaman angin puting beliung, meski kerusakan hanya pada atap sebelah Selatan.

“Ini bukan bencana. Tapi ujian bagi kita untuk ‘naik kelas’. Kalau kita bisa bersabar menjalani, maka ujian ini adalah ibadah. Soal kerusakan rumah, mana yang bisa dibantu oleh pemerintah, akan segera dibantu. Begitu juga kebun, tolong segera didata berapa luas kebun yang rusak,” pinta Jefry kepada Kades Kampung Pinang, Zulkifli.
Lelaki yang duduk persis di samping Sekcam Perhentian Raja, Astra Nugraha itu, mengangguk mengiyakan.

Diawali Suara Mencicit
Sementara itu, Kepala Dusun II Perupuk, Bizarullah mengungkapkan, musibah angin puting beliung itu sungguh membuat warga menjadi ketakutan. Datangnya juga sama sekali tak diduga-diduga. Awalnya, warga mendengar suara mencicit yang begitu besar. Sejurus kemudian, suara pohon tumbang terdengar di mana-mana.

Parahnya lagi, pohon sialang yang tumbuh di hutan larang di dusun itu, juga banyak yang bertumbangan.

“Dusun ini punya hutan larangan seluas 15 hektar. Isinya 39 batang pohon sialang yang sudah berumur ratusan tahun. Gara-gara angin puting beliung itu, hanya 9 batang yang tersisa,” terangnya.

“Warga banyak yang berlarian. Sebab pas menengok gulungan angin itu, kami ketakutan. Warna anginnya tak hitam lagi, tapi sudah hijau,” cerita Bizarullah.
“Ada sekitar 10 menit angin itu meraung-raung di dusun ini. Uniknya, anginnya seperti milih-milih benda yang mau dirontokkan. Sebab, ada sejumlah pohon tumbang dekat rumah, tapi rumah justru tidak apa-apa,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Ali Zabar, pihaknya sudah mengantar bantuan makanan kepada 21 kepala keluarga yang menjadi korban angin puting beliung itu.

“Ada 21 paket yang kami antar. Isi paket itu macam-macam. Mulai dari mie instan, beras, gula, kopi, susu, teh dan kelengkapan lain. Sementara soal nilai bantuan dana yang akan diserahkan, masih dalam proses penghitungan di Dinas Sosial,” katanya. (hir)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh