Haluan Riau

Wednesday, Nov 21st

Last update08:07:36 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA “Geng Motor Harus Diberantas”

“Geng Motor Harus Diberantas”

PEKANBARU- Terkait aksi geng motor yang semakin brutal hingga memakan banyak korban di Kota Pekanbaru, mengundang reaksi dari Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Kepada Haluan Riau, Gubri mengatakan geng motor yang menjadi tren sebagian anak muda saat ini, harus diberantas dan diambil tindakan tegas. Namun, pemerintah daerah dan pihak terkait  juga diminta mencarikan solusi agar hobi naik motor anak muda bisa disalurkan.
"Keberadaan geng motor yang jadi tren yang tidak baik itu, harus kita berantas.  Harus kita ambil tindakan tegas. Tapi kita tentu juga berharap agar Pemko Pekanbaru bisa menyalurkan aspirasi untuk anak muda yang suka bawa motor ini agar dicarikan lokasi khusus," kata Gubri kepada Haluan Riau usai acara peresmian RSUD Arifin Achmad jadi Rumah Sakit Pendidikan,  Senin (8/10) di Jalan Diponegoro Pekanbaru.
Dikatakan Gubri, apa yang dilakukan para geng motor saat ini memang sudah sangat meresahkan masyarakat luas. Karena itu, Gubri kembali menekankan tindakan tegas harus dilakukan tanpa ada toleransi. "Apa yang telah dilakukan geng motor ini sudah sangat meresahkan.

Mereka melakukan tindakan anrkis dan negatis. Sekali lagi saya tegaskan harus diberantas tanpa ada toleransi," tegasnya.
Sementara Kriminolog Riau Dr Syahrul Akmal Latif MS juga menilai sama. Menurutnya, Kepolisian harus membasmi secara habis-habisan dengan melakukan patroli rutin.
“Geng motor perlu dibasmi secara habis-habisan dan tak perlu ada toleransi. Apalagi sekarang mereka sudah mulai melakukan aksi penganiayaan di daerah perbatasan dan mereka memanfaatkan potensi-potensi kelengahan aparat,” jelasnya kepada Haluan Riau, Senin (8/10) kemarin.

Apalagi aksi geng motor dilakukan secara terbuka, karena itu tidak perlu ditolerir. “Bahkan ibu-ibu dan anak-anak yang pulang wirid ikut menjadi korbannya. Untuk itu dibasmi habis-habisan, karena tidak ada tempat bagi mereka,” terangnya.

Lebih jauh, Syahrul mengungkapkan, selain aksi pemberantasan yang dilakukan pihak kepolisian, pemberantasan juga dapat dilakukan dengan menarik sepeda motornya.  “Yang penting ditangkap dan ditahan. Kemudian,  ditarik sepeda motor dan buat surat perjanjian diberikan sanksi," tambahnya.

Hal ini dilakukan karena geng motor sudah memiliki jaringan dengan memanfaatkan fasilitas sosia media seperti blackberry messenger (BBM).

Untuk mengantisipasi agar jaringan geng motor tidak meluas hingga ke kabupaten kota lainnya perlu kerjasama pihak Kepolisian dengan Pemkab dan Pemkot se-Provinsi Riau.

Ranperda

Di sisi lain pihak DPRD Riau menilai Polisi setakad ini belum memberikan efek jera terkait sepak terjang geng motor yang akhir-akhir ini meresahkan warga. Untuk itu  Dewan akan menyusun rancangan peraturan daerah (Ranperda).

Disampaikan anggota Komisi A DPRD Riau, Riky Hariansyah saat ini DPRD terus memantau sepak terjang geng motor. Sejauh ini polisi dinilai belum mampu memberikan efek jera. Sebagai contoh seperti yang dilakukan geng motor beberapa bulan yang lalu terkait pelemparan kantor Mapolresta menggunakan batu.

Ranperda ini salah satunya akan memberlakukan jam malam bagi pelajar. Jika ada yang melanggar maka akan dikenakan sanksi.

"Kita akan merancang Ranperda dengan dinas terkait, salah satunya penerapan jam keluar malam untuk pelajar. Bagi mereka yang melanggar mereka akan ditindak oleh Satpol PP atau pihak kepolisian," beber Riky.

Sepi
Akibat sepak terjang geng motor, kondisi malam hari di beberapa ruas jalan di Kota Pekanbaru yang dahulunya ramai kini berubah menjadi sepi. Masyarakat mengaku merasa resah sehingga tak lagi berani keluar rumah. Bahkan di tiap sisi kehidupan masyarakat kini sibuk membicarakan keberadaan geng motor yang telah banyak memakan korban tersebut.

Salah seorang warga Widi (41) misalnya, bapak dua anak warga Panam ini mengaku ketika masyarakat diributkan dengan keberadaan geng motor membuat sebagian warga enggan untuk keluar rumah di malam hari.
"Sangsi kita keluar saat ini, karena sesuai informasi, geng motor ini bukan saja memakan korban dari kalangan geng, masyarakat biasa juga terkena imbas kebrutalan mereka, jadi dari pada menemukan resiko lebih baik menahan diri untuk keluar rumah," ujarnya pada Haluan Riau Minggu (7/10) kemarin.

Lain halnya dengan Iwan (39) pedagang pasar jongkok di kawasan Jalan R Soebrantas Panam, semenjak menguaknya kasus geng motor dirinya tak lagi berjualan di malam hari. Kondisi ini jelas merugikannya. "Bagaimana mau jualan, orang saja sepi, tak ada yang beli," keluhnya.

Ke Perbatasan

Di sisi lain, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar melalui Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Arif Fajar, Senin (8/10) kepada wartawan menegaskan polisi akan terus melakukan pengejaran terhadap
kawanan termasuk ketua geng motor. "Hingga saat ini, pihak kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap pimpinan geng motor yang beberapa waktu belakangan kerap meresahkan," tegasnya.

"Termasuk, kita akan terus melakukan pengejaran kepada beberapa pelaku lain yang dicurigai terlibat dalam aksi kekerasan," lanjutnya.

Menurut Kasat, pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan geng motor ini. Misalnya dengan meningkatkan patroli ke daerah-daerah yang dianggap rawan akan keterlibatan atau keikutsertaannya dalam kawanan geng motor.

Bukan hanya di dalam kota, di daerah perbatasan juga akan kita razia untuk melakukan penyisiran terhadap gerak-gerik geng motor. Pasalnya, geng motor juga diduga beraksi di kawasan perbatasan.

Sebelumnya, diberitakan beberapa hari lalu seorang wanita tak berdosa  yang melintas di daerah perbatasan atau tepatnya di atas Jembatan Rimbo panjang menjadi korban kekerasan dan pencurian oleh kawanan geng motor. (dis/rud/ben/nom)

Add comment


Security code
Refresh