Haluan Riau

Friday, Nov 23rd

Last update08:21:55 PM GMT

You are here: PEKANBARU KOTA BERTUAH 37 Persen Berasal dari Kalangan Remaja

37 Persen Berasal dari Kalangan Remaja

PEKANBARU-Pekanbaru tercatat sebagai daerah yang paling banyak ditemukan penderita HIV/AIDS. Hingga Agustus 2012, pengidap HIV di Kota Bertuah tercatat sebanyak 389 kasus, sedangkan AIDS sebanyak 466 kasus. Ironisnya, kebanyakan penderita berasal dari kalangan remaja. Demikian diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Provinsi Riau, dr H Mursal Amir, Selasa kemarin.
"Di Riau secara kumulatif pengidap HIV, hingga Agustus 2012 terdapat sebanyak 956 kasus dan pengidap AIDS sebanyak 801 kasus. Dari keseluruhan kasus tersebut, Pekanbaru adalah wilayah terbanyak yang terserang HIV/AIDS," ujarnya, Selasa (20/11).
Dari jumlah itu, sebanyak 56 persen pengidap penyakit HIV adalah wanita dan 44 persen laki-laki. Sedangkan pengidap AIDS, sebanyak 74 persen dari kalangan pria dan wanita sebanyak 26 persen. Namun yang ironis, jika dikelompokkan berdasarkan umur, maka kalangan remaja atau pelajar adalah yang paling mendominasi terserang HIV/AIDS.

"Remaja dan pemuda yang terserang mencapai 37 persen dan ini berada di usia produktif. Diperkirakan jumlah itu bisa terus bertambah," ujarnya.
Dijelaskannya lagi, berdasarkan perkiraan UNAIDS, di dunia ini setiap harinya terdapat lebih dari 5.000 orang pengidap baru HIV dan AIDS yang berusia antara 15-24 tahun. Sementara, hampir 1.800 orang yang hidup dengan HIV positif yang berusia di bawah 15 tahun rata-rata tertular dari ibunya sendiri.  Lalu, sekitar 1.400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal dunia akibat terjangkit fase AIDS.
Dia mengaku, penyakit yang disebabkan oleh virus HIV AIDS ini memang sangat berbahaya. Pasalnya jika kekebalan tubuh seseorang sudah terjangkit HIV, maka orang yang bersangkutan akan lebih mudah terserang penyakit lain.

"Virus ini ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit manusia dengan cairan tubuh yang telah terjangkit HIV, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina. Umumnya, penularan HIV terjadi akibat melakukan seks bebas, pengunaan jarum suntik dan transfusi darah yang telah terkontaminasi ataupun antara ibu dan bayi saat kehamilan hingga sudah menyusui,"ungkapnya.

Tak sampai disitu, Amir juga menegaskan, HIV juga tidak memperlihatkan gejala-gejalanya hingga rentang waktu 10 tahun lamanya. Selain itu, virus HIV juga bisa ditularkan kepada orang lain tanpa disadari orang yang bersangkutan. Sebab penularan HIV tidak menimbulkan rasa sakit dan yang telah tertular, awalnya juga biasa terlihat sehat.
"Walaupun belum ada obatnya, namun HIV/AIDS masih bisa dicegah, oleh karena itu cegahlah sebelum terlambat. Tanamkan pendidikan kesehatan, karena mencegah itu lebih baik dari mengobati," tutup Amir. (sar)

Add comment


Security code
Refresh