PEKANBARU-Awan hitam masih membayangi punggawa PSPS Pekanbaru. Tidak hanya menjalani sejumlah laga dengan hasil yang mengecewakan, hingga saat ini gaji mereka juga belum kunjung dibayar pihak manajemen. Buntutnya, para punggawa Asykar Bertuah bertekad menolak bertanding dalam laga sisa musim ini di ajang Indonesia Super League.
Seperti diketahui, hengkangnya sejumlah pemain inti PSPS setelah paruh pertama ISL beberapa waktu lalu, juga disebabkan hal yang sama. Beberapa dari mereka saat ini telah berlabuh di sejumlah tim ISL lainnya. Sedangkan yang tersisa saat ini, adalah pemain yang berikrar setia dengan Asykar Bertuah.
"Sampai detik ini kami belum menerima gaji dari manajemen, satu sen pun kami tidak menerima. Di koran mereka menjanjikan akan membayar gaji, tapi ternyata itu hanya bohong," aku tembok pertahanan PSPS, Daniel Junaidi, Senin (5/8).
Dikatakan Dije, panggilan akrabnya, dirinya bersama rekan-rekannya yang lain sangat berharap gaji mereka bisa dibayarkan walaupun hanya dua bulan. Dari gaji itulah mereka untuk membeli perlengkapan Lebaran dan membelikan baju bagi anak-anak mereka. Tetapi hingga sejauh ini, pihaknya belum melihat adanya niat baik dari manajemen PSPS terkiat hal itu.
"Sedih rasanya kami, berulangkali saya menelepon manajer tidak diangkat, kami hanya butuh kepastian. Kalau seperti ini, alamat Lebaran kali ini kami tidak bisa membelikan pakain buat keluarga dan anak-anak. Saya sudah menuggu sampai sore Senin, tapi tidak juga, akhirnya saya pulang kampung tanpa membawa gaji satu sen pun dari PSPS," tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan gelandang serang PSPS, April Hadi. Ia juga berharap manajemen segera membayarkan gajinya bersama rekan-rekannya, minimal satu bulan. Jika tidak juga dibayarkan hingga Lebaran, semua pemain PSPS sudah bertekat tidak akan main pada laga sisa PSPS.
"Saya masih menuggu hingga besok (hari ini, red). Saya sudah SMS, telepon manajer tapi tak dibalas. Semua pemain bertekad. Jika sampai Lebaran gaji kami tak juga dibayarkan, maka kami semua sudah bertekad tidak akan main di sisa laga. Buat apa kami main kalau manajemen tidak serius," ucap April Hadi.
Sementara itu pelatih PSPS, Afrizal saat dihubungi Haluan Riau, mengaku akan mendukung rencana anak-anaknya untuk menolak bermain di sisa laga pertandingan PSPS, jika manajemen tak kunjung membayarkan gaji pemainnya. Dirinya juga sudah bosan mendengarkan janji-janji dari manajemen, mulai dari sebelum puasa, pertengahan puasa sampai sebelum Lebaran. Namun tidak juga terealisasikan.
"Kalu itu permintaan mereka saya mendukung, sudah sepantasnya mereka menyampaikan menolak bermain jika gaji mereka tak dibayarkan. Di hari Lebaran ini mereka belum juga mendapatkan gaji, di mana perasaan manajemen," ungkap Afrizal.
Lebih jauh dikatakannya, usai pertandingan melawan Sriwijaya, dirinya juga tidak pernah berkomunikasi dengan manajemen PSPS. termasuk membicarakan gaji sebelum Lebaran. Manajemen hanya berharap dari bantuan dari PT Liga, sedangkan dari bantuan yang lain tidak akan ada yang mau membantu.
"Pemain sudah melaksanakan keajibannya, tetapi dari manajemen tidak memenuhi kewajibannya untuk membayarkan gaji. Saya masih berharap sebelum Lebaran ini, manajemen membayarkan gaji pemain, agar mereka bisa merasakan Lebaran dengan gaji mereka," harap Afrizal.
Sementara itu manajer PSPS Boy Sabirin saat dihubungi terkait hal itu, hape yang bersangkutan tidak diangkat. Begitu juga saat di-SMS, tidak memberi balasan.
Sebagaimana diketahui, sejak Januari 2013 lalu, manajemen PSPS belum kunjung membayar gaji pemain. Jika tekad pemain menolak bermain di laga sisa yang masih menyisakan empat pertandingan, maka dampak yang akan diterima PSPS akan lebih parah. Tidak saja terdegradasi ke Divisi utama, tetapi akan langung turun ke divisi satu, jika PSPS tidak melanjutkan laga sisa. (nurmadi)

Next > |
---|