PEKANBARU-Akhir pekan lalu sejumlah siswa SMAN 10 Pekanbaru, didampingi para walimurid mendatangi Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru. Mereka mengadukan perilaku salah seorang guru di sekolahnya yang kerap mengancam. Bahkan ancaman itu disertai dengan menggunakan senjata tajam dan kayu balok. Ancaman itu terutama dilakukan pada siswa yang telat datang.
Menanggapi laporan tersebut, Ketua Komisi III, M Fadri berencana melakukan investigasi, setelah itu akan merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan untuk segera bertindak.
"Berdasarkan laporan ini, Komisi III segera menginvestigasi. Dalam waktu dekat akan koordinasi dengan komisi dan akan sidak sekolah itu. Kita menilai kejadian ini sudah berada di luar fungsi belajar mengajar di sekolah. Bukan membentuk karakter siswa yang ke arah baik, namun ini sikap premanisme," kata Fadri kepada wartawan, Senin (25/3).
Dikatakan Fadri selaku anggota DPRD akan menindaklanjuti laporan masyarakat dengan serius. Jika dibiarkan, akan meruncing. Maka kejadian ini perlu ditindak oleh Dinas Pendidikan, karena jelas-jelas merusak citra pendidikan dan guru.
"Ini tentu diluar batas etika pendidikan. Jika dibiarkan akan menganggu proses belajar mengajar," sebutnya.
Sementara itu, menanggapi hal ini, Kepala SMAN 10, Azminur kepada wartawan melalui selulernya membenarkan jika laporan itu benar adanya.
"Memang ada dugaan guru yang suka ngancam pakai sajam. Saya minta supaya wakil kepala sekolah kesiswaan mencari tahu siapa nama gurunya.
Siswa Jika terbukti akan ditindak tegas," tegas Azminur.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Zulfadil menegaskan, jika memang benar ada ancaman itu dilakukan oleh oknum, perilaku itu sudah keterlaluan dan sangat disayangkan. Pihaknya akan menindak tegas jika laporan tersebut benar adanya.
"Kita akan pelajari dahulu apa permasalahan guru tersebut. Saya juga belum mendapatkan informasi jelas dari kasus ini. Saya akan hubunggi sekolah yang bersangkutan," kata Fadil saat dihubungi via selulernya kemarin. (ben)
| Next > |
|---|
