PEKANBARU , HALUAN RIAU -Kasus demam berdarah dengue di Kota Pekanbaru terus meningkat di saat musim hujan. Seperti pantauan di Rumah Sakit Syafira, terhitung sejak November hingga Desember ini, sudah 50 korban DBD yang dirawat. Salah seorang pasien DBD yang dirawat, Armanila (28), warga Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya, mendapat kunjungan dari Walikota Pekanbaru Firdaus didampingi Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Sondia Warman, Kamis (12/12).
"Dia dirawat inap karena positif DBD," terang Fikri, suami pasien menceritakan kepada Walikota
50 Pasiendan Wakil Ketua DPRD saat kunjungan.
Sesuai keterangan Kepala Bagian Pelayanan Medis Rumah Sakit Syafira Tina Candra, pasien DBD di rumah sakit tersebut meningkat dari bulan-bulan sebelumnya. Hingga Desember ini, terdata lebih 50 warga Pekanbaru yang menjadi korban DBD.
"Kebanyakan pasien DBD dari kalangan anak-anak. Semuanya positif DBD sesuai dengan hasil pemeriksaan labor," tutur Tina.
Korban DBD yang dirawat di RS Syafira kebanyakan berasal dari daerah pinggiran Kota Pekanbaru-Kabupaten Kampar.
Kepala Bagian Umum RS Syafira Nova, dalam kesempatan itu juga mengimbau masyarakat waspada penyakit DBD yang mengakibatkan kematian tersebut. Jika sudah ada tanda-tanda DBD maka secepatnya dibawa ke rumah sakit.
"Antisipasi, kalau tiga hari panasnya naik turun, tangan dan kaki dingin, bawa cepat ke rumah sakit. Kalau terlambat mendapatkan tindakan bisa menyebabkan kematian," papar Nova.
Menyikapi ini, Walikota di sela-sela kunjungan mengatakan akan meminta Puskesmas yang ada di Pekanbaru, melalui Dinas Kesehatan, segera melakukan pengecekan terhadap warga yang berada di daerah bantaran Sungai Siak.
Wakil Ketua DPRD Sondia Warman mengatakan tindakan antisipasi DBD harus dilakukan sebelum jatuh korban.
"Seharusnya sebelum ada korban lakukan fooging, sebelum ada pancaroba. Diskes seharusnya tanggap dan lakukan antisipasi, kan bisa tahu dari siklus cuaca. Bagus mencegah dari pada mengobati," tutur Sondia.
DPRD Pekanbaru, katanya, telah menganggarkan dana tanggap darurat di Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial.
Keluhan warga tentang kondisi obat untuk fogging yang sering diminta bayar oleh petugas fogging, Sondia menegaskan, fogging gratis. "Jika bayar maka itu dilakukan swasta," tegasnya. (ben)

Next > |
---|