Setiap terjadi kelangkaan atau kenaikan harga yang bombastis pasti akan berdampak terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Kondisi kronis ekonomi negeri ini sepertinya tak dapat dihentikan, di tengah warga yang terus mengerang sulitnya kondisi ekonomi ditambah lagi kebijakan pemerintah yang dinilai tak berpihak kepada rakyat. Sulitnya memperoleh kesejahteraan hidup tampaknya tak menjadi perhatian serius bagi pemimpin negeri ini. Buktinya, sejumlah kasus yang membuat masyarakat menjerit belum pulih sekarang Pemerintah mengeluarkan kebijakan per 1 April 2013 merupakan waktu naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap kedua. Di saat yang sama, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) persero juga melakukan pemadaman bergilir untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat akibat perbaikan menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 500 kV di Sumedang dan wilayah Sumatera pun ikut terjadwal pemadaman bergilir.
Belum terselesaikan masalah tarif listrik, pihak Pertamina pun mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM non subsidi. Dari situs pemberitaan diketahui Indonesia tercatat mengimpor hasil minyak atau BBM, yang didominasi jenis premium senilai US$ 2,57 miliar atau sekitar Rp24,4 triliun pada Februari 2013. Angka tersebut meningkat 3,5 persen dibandingkan Januari 2013.
Masalah lain yang tak kalah mengenaskannya, disejumlah daerah seperti di Samarinda, dikabarkan puluhan angkutan bus trayek Samarinda tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur mogok beroperasi hari ini. Sopir bus mengaku kesulitan mendapatkan solar di Samarinda.
Puluhan angkutan bus yang mangkal di Terminal Sungai Kunjang mulai mogok sekitar pukul 06.00 WITA pagi, kemarin. Para sopir bus hanya memarkir kendaraan mereka di terminal. Calon penumpang bus terpaksa hanya menunggu di terminal tanpa kepastian keberangkatan.
Efek mahalnya kebutuhan dasar masyarakat akan bawang merah dan bawang putih dirasakan seluruh rakyat, mulai dari petani hingga pengusaha. Hingga kini pun permasalahan harga bawang belum terpecahkan.
Akibat harga bawang yang melonjak Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen atau IHK menyebabkan inflasi Maret sebesar 0,63 persen. Inflasi ini tertinggi dalam lima tahun belakangan, kecuali tahun 2008 yang mencapai 0,75 persen.
Inflasi juga dialami Pekanbaru, berdasarkan data BPS Riau kenaikan harga bawang putih dan bawang merah beberapa waktu lalu memilu inflasi Pekanbaru pada MAret 2013 yang mencapai 0,04 persen. "Penyebab inflasi paling besar disumbang komoditas bawang merah yang pada bulan lalu (Maret) naik sampai 53 persen, sedangkan bawang putih sekitar 10 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Mawardi Arsyad, di Pekanbaru, Senin (1/4).
Laju inflasi tahun kalender di Kota Pekanbaru mencapai 2,62 persen dan inflasi "year on year" mencapai 5,36 persen. Kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan mencapai 0,08 persen, makanan jadi 0,07 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan gas mencapai 0,24 persen.
Jika rakyat sulit untuk mendapatkan kebutuhannya karena semua harga naik sementara tidak didukung dengan peningkatan pendapatan masyarakat, sulit dibayangkan bagaimana warga dapat hidup sejahtera. Kalau masyarakat tak sejahtera, mau jadi apa negeri ini nantinya.

Next > |
---|