Haluan Riau

Sunday, Apr 14th

Last update10:00:00 AM GMT

You are here: NEWS UTAMA Aher Raih Suara Tertinggi

Aher Raih Suara Tertinggi

JAKARTA-Pasangan Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar, hingga tadi malam masih mencatatkan diri sebagai pasangan peraih suara terbanyak dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat, yang digelar Minggu kemarin.

Berdasarkan hasil penghitungan suara real count Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat, pasangan nomor urut empat Ahmad Heryawan (Aher)- Deddy Mizwar menempati posisi pertama Aher dengan meraih 460.115 suara atau 33,3 persen.
Data tersebut berdasarkan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk 4.757 TPS dari 74.948 TPS di Jabar. Persentase TPS yang masuk 6,347 persen, dan persen suara yang masuk dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 4,244 persen.
Selanjutnya, Dede Yusuf-Lex Laksamana menguntit dengan 354.955 suara (25,7 perse), menyusul Rieke Diah Pitaloka-Teten mendapat 347.310 suara (25,2 persen). Posisi keempat Irianto MS Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim mendapat 195.760 suara atau setara 14,2 persen dan dan ranking lima Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyib memperoleh yang memperoleh 26.699 atau setara 1,9  persen.
Tidak itu saja, quick count yang digelar Jaringan Suara Indonesia (JSI) juga menunjukkan hasil serupa. Menurut Wakil Direktur JSI Fajar S Tamin, pihaknya mengambil sample 350 tempat pemungutan suara (TPS) dari 74 ribu lebih TPS di Jabar. Ia mengklaim 350 TPS Pilgub Jabar 2013 itu menyebar merata di 26 kabupaten serta kota di Jabar dengan sampling error hanya sebesar 1 persen.
Hasilnya, Aher-Deddy meraih 32,18 persen, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki mendapat 27,93 persen, Dede Yusuf-Lex Laksamana memperoleh 25,58 persen, Yance-Tatang menyabet 12,58 persen, dan Dikdik-Cecep meraih 1,72 persen.
"Melihat hasil seperti ini, kami memprediksi Pilgub Jabar hanya satu putaran," ucap Fajar.Tak Ada Nazar Terkait hasil itu, Hermawan mengaku tidak punya nazar khusus jika ditetapkan oleh KPU Jabar sebagai pemenang Pilgub Jabar 2013. Jabatan dinilainya sebagai amanah dan beban.
"Tidak perlu nazar lah. Nazarnya hanya bersyukur saja sama Tuhan. Karena bagi kami yang namanya jabatan itu beban, bukan kemuliaan," ujarnya.
Menurutnya hal yang disyukurinya adalah kepercayaan rakyat. Di mana ia dipercaya mengemban tampuk tertinggi pimpinan di Jabar untuk lima tahun ke depan. "Bersyukur itu dalam arti dipercaya rakyat. Tapi di balik bersyukur itu kan amanat yang sangat berat," jelas Heryawan.
Ia berharap, jabatan yang akan diembannya nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat. Berbagai program akan dijalankan mulai dari sekolah gratis, pembangunan rumah layak huni, perbaikan infrastruktur, serta mengurangi jumlah pengangguran dan menambah kualitas SDM.
"Harapan kita ke depan Jabar lebih maju, lebih sejahtera," harap Heryawan.
Kena Imbas Sementara itu, Partai Amanat Nasional menilai, hasil yang diraih pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana, memang mengejutkan. Kekalahan itu juga dinilai sebagai imbas
tumbang di Pilgub Jabar. Salah satu partai pengusung, PAN, melihat Dede-Lex kena imbas dinamika internal Partai Demokrat (PD).
"Ada fenomena mencolok karena hasil survei mereka unggul, tapi hasil quick count ada kenaikan suara di pasangan nomor 5," ujar Ketua DPP PAN Jabar, Bima Arya Sugiarto.
"Ada dinamika nasional yang berpengaruh, salah satunya dinamika Partai Demokrat. Pemilih mengambang itu akan memilih berdasarkan yang mereka lihat. Sehingga berpengaruh ke pencoblosan," katanya.
Selain itu ada faktor lain. Bima melihat saksi yang disiapkan terlalu sedikit. "Tapi kurangnya saksi dari pihak mereka, saya tidak tahu alasannya kenapa kurang saksi yang jelas itu salah satu faktor. Tapi saya lihat kandidat sudah memberikan yang terbaik dan begitulah hasilnya," ungkapnya.
Lalu apakah akan menggugat hasil Pilgub Jabar? "Kami mengharap hasilnya akurat," tandasnya.
Kehilangan Hak Suara Sementara itu, calon lainnya, Rieke Diah Pitaloka menilai, dalam Pilgub Jawa Barat masih terdapat berbagai kekurangan dalam pelaksanaannya. Salah satunya yaitu banyaknya warga yang tidak bisa menggunakan hak suaranya.
"Katanya ada 120 ribu buruh tidak bisa memilih, ada dua ribu tenaga kesehatan dan pasien tidak bisa memilih karena kekurangan kertas suara, masak kaya gitu," ujarnya.
Rieke juga mengatakan, pihaknya tengah mencoba mengumpulkan data-data terkait berbagai kejanggalan yang terjadi selama proses Pilgub Jabar berlangsung. Data tersebut nantinya akan dipergunakan jika memang diperlukan untuk melanjutkan ke proses hukum.
Rieke melanjutkan, dia memperjuangkan berjalannya Pilgub yang berlangsung bersih dan adil, bukan untuk mengejar kursi gubernur. Ia mengatakan, puluhan juta rakyat Jabar akan menjadi korban jika pemilihan berjalan secara tidak adil.
"Kita peringatkan siapapun yang bermain-main dengan Pilgub Jawa Barat, bukan soal Rieke dan Teten jadi gubernur. Nasib 49,1 juta rakyat Jawa Barat sedang dipertaruhkan," tandasnya. (bbs/kom/dtc/okz/sis)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh