Haluan Riau

Friday, Dec 27th

Last update03:17:05 AM GMT

You are here: NEWS UTAMA PT MAN Diminta Perhatikan Warga

PT MAN Diminta Perhatikan Warga

PASIR PENGARAIAN (HR)-Ka­sus bentrokan fisik berda­rah antara warga Desa Ma­hato Sakti, Kecamatan Tam­bu­sai Utara, Kabupaten Ro­kan Hulu dengan pam­swa­kar­sa PT Merangkai Artha Nu­san­tara, mendapat perhatian serius dari Ketua DPRD Ro­kan Hulu, H Hasanuddin. Ia meminta perusahaan itu lebih mem­perhatikan kondisi ma­sya­rakat di sekitar areal ope­ra­sionalnya, agar kasus se­rupa tidak terulang lagi.
Tidak hanya kepada PT MAN, Hasanuddin juga meng­in­gatkan Pemkab Rohul ber­si­kap proaktif dalam menyi­ka­pi setiap persoalan yang tim­bul di tengah masyarakat. Ka­rena menurutnya, bentrok ter­sebut sudah merupakan yang kesekian kalinya terjadi di Rohul. Jika hal ini dibiar­kan tentu akan merugikan ma­syarakat.

“Kita sangat menyayang­kan bentrok itu, apalagi sam­pai me­makan korban nyawa. Kita min­ta manajemen PT MAN supaya memperhatikan ma­syarakat. Karena masyara­kat selama ini tidak pernah me­nuntut lebih,” ujarnya, Se­nin (23/12).
Hasanuddin juga meng­in­gat­kan Pemkab Rohul segera me­nyelesaikan semua persoa­lan sengketa lahan yang te­r­ja­di antara masyarakat de­ngan pihak perusahaan. "Se­ha­rusnya semua izin peru­sa­haan yang ada ditinjau ulang lagi. Ini juga penting untuk me­nyelesaikan persoalan seng­keta lahan dan tapal ba­tas. Jika setiap persoalan da­pat ditanggapi dengan serius, saya yakin, persoalan ini tidak akan terjadi," ujarnya kecewa.

Usut Aktor
Sementara itu, pihak manajemen PT MAN meminta Keplisian mengusut tuntas aktor yang diduga menjadi pemicu terjadinya bentrok berdarah itu.

"Kita minta pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus bentrok di Desa Mahato Sakti hingga ke aktor intelektualnya. Kami yakin dan percaya pihak Kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini," ujar Suharmansyah, SH, MH, selaku kuasa hukum PT MAN didampingi rekannya Lambok Eduarto Panjaitan, SH, Senin (23/12), dalam keterangan persnya di Pekanbaru. Ikut hadir dalam kesempatan itu Komisaris PT MAN Kananda Saputra dan Humas Budi Kaban.

Dalam peristiwa itu, satu orang karyawan PT MAN bernama Lukas Barus yang menjaga areal kebun perusahaan, tewas terkena tembakan di bagian dada. Sedangkan dua orang lainnya, Indra Ginting (35) tertembak di bagian dada dan Suwandi Ginting (40) tertembak di bagian pinggul. Saat ini keduanya masih dirawat di Eka Hospital Pekanbaru.

Dikatakan Lambok, di Rokan Hulu, selain di Desa Mahato Sakti, PT MAN juga memiliki kebun di tiga desa lainnya, Desa Pagar Mayang, Payung Sekaki dan Desa Sukadamai. "Di tiga desa ini aktivitas perusahaan berjalan lancar. Hanya di Mahato Sakti yang tiba-tiba perusahaan diserang massa," katanya.

Padahal, kata Lambok, di Mahato Sakti ini, ada 300 hektare lahan sawit dengan pola kredit koperasi primer anggota (KKPA) yang dikelola dengan bagi hasil sebesar 40 untuk perusahaan dan 60 untuk warga pemilik lahan yang resmi. Menurut dia, ada pihak yang tetap mengklaim memiliki lahan namun tidak punya surat-surat yang jelas.

Ia menduga ada pihak yang ingin sengaja membuat kerusuhan dan menjadi provokator sehingga masyarakat setempat berani melakukan penyerangan. Menurut dia, masalah tersebut dipicu ada pihak yang ingin mendapatkan bagian lahan dari pola KKPA antara warga dan PT MAN.
"Kalau ini terlalu lama dibiarkan, kami tidak bisa bekerja dengan tenang karena pegawai juga akan terus merasa terancam," kata Komisaris PT MAN Kananda Saputra.

Ditambahkan Humas PT MAN, Budi Kaban, saat kejadian, massa yang datang lebih banyak berasal dari luar daerah. Mereka melakukan penyerangan dengan senapan rakitan, senjata tajam, batu, parang, tombak dan bom molotov.
"Awalnya kami kira bunyi petasan, tapi ternyata korban Lukas langsung tersungkur karena kena tembak dan tidak bisa tertolong lagi," ujarnya.   

Ia juga membantah pihak perusahaan menyewa preman-preman sebagai anggota pamswakarsa untuk meneror masyarakat setempat. Saat kejadian itu, ia mengatakan jumlah karyawan yang menjaga areal kebun perusahaan hanya sebanyak 15 orang, kalah jumlah dengan massa yang diperkirakan mencapai 300 orang.
"Waktu pecah bentrokan, kami tidak melawan sama sekali dan kami malah mundur," ujarnya.

Ditambahkan Suharmasnyah, dari tubuh Indra ditemukan proyektil peluru dari dadanya yang terkena tembakan. "Proyektilnya jelas ada, kalau polisi katakan itu peluru senapan angin, saya menyangsikannya dan tolong diteliti lagi," ujarnya. (gus/ral)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh