PASIR PENGARAIAN (HR)-Kasus bentrokan fisik berdarah antara warga Desa Mahato Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu dengan pamswakarsa PT Merangkai Artha Nusantara, mendapat perhatian serius dari Ketua DPRD Rokan Hulu, H Hasanuddin. Ia meminta perusahaan itu lebih memperhatikan kondisi masyarakat di sekitar areal operasionalnya, agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Tidak hanya kepada PT MAN, Hasanuddin juga mengingatkan Pemkab Rohul bersikap proaktif dalam menyikapi setiap persoalan yang timbul di tengah masyarakat. Karena menurutnya, bentrok tersebut sudah merupakan yang kesekian kalinya terjadi di Rohul. Jika hal ini dibiarkan tentu akan merugikan masyarakat.
“Kita sangat menyayangkan bentrok itu, apalagi sampai memakan korban nyawa. Kita minta manajemen PT MAN supaya memperhatikan masyarakat. Karena masyarakat selama ini tidak pernah menuntut lebih,” ujarnya, Senin (23/12).
Hasanuddin juga mengingatkan Pemkab Rohul segera menyelesaikan semua persoalan sengketa lahan yang terjadi antara masyarakat dengan pihak perusahaan. "Seharusnya semua izin perusahaan yang ada ditinjau ulang lagi. Ini juga penting untuk menyelesaikan persoalan sengketa lahan dan tapal batas. Jika setiap persoalan dapat ditanggapi dengan serius, saya yakin, persoalan ini tidak akan terjadi," ujarnya kecewa.
Usut Aktor
Sementara itu, pihak manajemen PT MAN meminta Keplisian mengusut tuntas aktor yang diduga menjadi pemicu terjadinya bentrok berdarah itu.
"Kita minta pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus bentrok di Desa Mahato Sakti hingga ke aktor intelektualnya. Kami yakin dan percaya pihak Kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini," ujar Suharmansyah, SH, MH, selaku kuasa hukum PT MAN didampingi rekannya Lambok Eduarto Panjaitan, SH, Senin (23/12), dalam keterangan persnya di Pekanbaru. Ikut hadir dalam kesempatan itu Komisaris PT MAN Kananda Saputra dan Humas Budi Kaban.
Dalam peristiwa itu, satu orang karyawan PT MAN bernama Lukas Barus yang menjaga areal kebun perusahaan, tewas terkena tembakan di bagian dada. Sedangkan dua orang lainnya, Indra Ginting (35) tertembak di bagian dada dan Suwandi Ginting (40) tertembak di bagian pinggul. Saat ini keduanya masih dirawat di Eka Hospital Pekanbaru.
Dikatakan Lambok, di Rokan Hulu, selain di Desa Mahato Sakti, PT MAN juga memiliki kebun di tiga desa lainnya, Desa Pagar Mayang, Payung Sekaki dan Desa Sukadamai. "Di tiga desa ini aktivitas perusahaan berjalan lancar. Hanya di Mahato Sakti yang tiba-tiba perusahaan diserang massa," katanya.
Padahal, kata Lambok, di Mahato Sakti ini, ada 300 hektare lahan sawit dengan pola kredit koperasi primer anggota (KKPA) yang dikelola dengan bagi hasil sebesar 40 untuk perusahaan dan 60 untuk warga pemilik lahan yang resmi. Menurut dia, ada pihak yang tetap mengklaim memiliki lahan namun tidak punya surat-surat yang jelas.
Ia menduga ada pihak yang ingin sengaja membuat kerusuhan dan menjadi provokator sehingga masyarakat setempat berani melakukan penyerangan. Menurut dia, masalah tersebut dipicu ada pihak yang ingin mendapatkan bagian lahan dari pola KKPA antara warga dan PT MAN.
"Kalau ini terlalu lama dibiarkan, kami tidak bisa bekerja dengan tenang karena pegawai juga akan terus merasa terancam," kata Komisaris PT MAN Kananda Saputra.
Ditambahkan Humas PT MAN, Budi Kaban, saat kejadian, massa yang datang lebih banyak berasal dari luar daerah. Mereka melakukan penyerangan dengan senapan rakitan, senjata tajam, batu, parang, tombak dan bom molotov.
"Awalnya kami kira bunyi petasan, tapi ternyata korban Lukas langsung tersungkur karena kena tembak dan tidak bisa tertolong lagi," ujarnya.
Ia juga membantah pihak perusahaan menyewa preman-preman sebagai anggota pamswakarsa untuk meneror masyarakat setempat. Saat kejadian itu, ia mengatakan jumlah karyawan yang menjaga areal kebun perusahaan hanya sebanyak 15 orang, kalah jumlah dengan massa yang diperkirakan mencapai 300 orang.
"Waktu pecah bentrokan, kami tidak melawan sama sekali dan kami malah mundur," ujarnya.
Ditambahkan Suharmasnyah, dari tubuh Indra ditemukan proyektil peluru dari dadanya yang terkena tembakan. "Proyektilnya jelas ada, kalau polisi katakan itu peluru senapan angin, saya menyangsikannya dan tolong diteliti lagi," ujarnya. (gus/ral)

Next > |
---|