Padang - Polda Sumatera Barat menyatakan Malalak dan Maninjau adalah dua jalur alternatif yang bisa dilewati jika lalu-lintas di jalur utama di Kota Padangpanjang, penghubung Kota Padang menuju Kota Bukittinggi, mengalami kemacetan. Kepala Bidang Humas Polda Sumbar, AKBP Syamsi, di Padang, Minggu (4/8) mengatakan, pengendara yang melewati kawasan Lembah Anai yang rawan akan kemacetan akibat kepadatan kendaraan, kecepatan rendah, kerusakan mesin kendaraan (mogok) serta jika terjadi longsor di wilayah itu dapat melewati dua jalur lainnya. yakni, Malalak dan Maninjau, Kabupaten Agam.
"Agar tidak terjebak macet, juga dapat melewati jalur lain selain jalur utama Lembah Anai, Air Mancur, Pasar Koto Baru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar yang merupakan jalan alternatif untuk memecah kemacetan lalu lintas di jalur itu," kata Syamsi.
Dia menambahkan, jalur alternatif pertama yang melewati Malalak, memiliki jarak 103 kilometer dari Kota Padang menuju Kota Bukittinggi dan sebaliknya. sedangkan jalur alternatif kedua yang melewati Maninjau, berjarak dua kali lipat lebih jauh, yaitu mencapai 206 kilometer.
Untuk jalur alternatif pertama yang melewati Maninjau, pengguna jalan dapat melewati jalur Bukittinggi ke Maninjau dengan jarak 84 kilometer, diteruskan dari Maninjau ke Kota Pariaman dengan jarak 52 kilometer. Kemudian dari Kota Pariaman menuju Lubuk Alung, Kabupaten PadangPariaman dengan jarak 35 kilometer, dan diteruskan dari Lubuk Alung menuju Kota Padang 35 kilometer.
Sedangkan untuk jalur alternatif kedua melalui Malalak, pengguna jalan melewati jalur Bukittinggi ke Malalak jarak 10 kilometer, Malalak ke Sicincin, Kabupaten Agam jarak 46 kilometer, lalu dari Sicincin ke Kota Padang 47 kilometer.
Kedua jalur tersebut bisa dilewati masyarakat, terutama para pemudik Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriah. Namun tetap harus hati-hati pada jalur alternatif ini, karena juga ada titik rawan tanah longsor jika terjadi hujan.
Seperti jalan Balingka di Malalak, yang menghubungkan Malalak dengan Sicincin. Demikian juga jalan alternatif yang melalui Maninjau, dimana pada titik jalan umum Siturah, Rambatan kilometer 15-17 Ombilin, juga merupakan rawan longsor.
Penyebab jalan tersebut rawan akan longsor adalah di kanan kiri tebing, struktur tanah labil, berbatu, pasir, dan jika curah hujan tinggi berakibat longsor menutup jalan.
"Semua ruas jalan penghubung di provinsi ini bisa dilewati, namun kita meminta masyarakat waspada pada saat melewati kawasan yang rawan longsor itu untuk berhati-hati. Kalau bisa jika ada hujan jangan melewati daerah itu, hingga benar-benar aman untuk dilalui kembali," jelasnya. (asc/rin)

Next > |
---|