Haluan Riau

Sunday, Dec 29th

Last update12:29:43 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Penganiayaan Balita Kembali Terungkap di Pekanbaru

Penganiayaan Balita Kembali Terungkap di Pekanbaru

PEKANBARU , HALUAN RIAU - Aksi penganiayaan terhadap balita, kembali terungkap. Kali ini, perlakuan tak pantas itu dialami Masitoh Yuvila, bocah perempuan berusia tiga tahun warga Jalan Perjuangan, Kelurahan Sri Meranti, Rumbai.

Saat ini, bocah itu masih terbaring lemah di RS Bhayangkara Polda Riau dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.

Sebelumnya, Masitoh sempat dirawat di Puskesmas Rumbai Pesisir. Setelah diselidiki, ternyata luka lebam itu adalah akibat perbuatan Ev (36), yang tak lain adalah tantenya sendiri. Balita yang baru satu tahun ditinggal mati ibunya bernama Suryani itu memang tinggal bersama sang tante. Pasalnya, sang ayah pergi merantau entah ke mana.

Perlakuan terhadap Vila terungkap setelah ia dibawa berobat ke Puskesmas Rumbai Pesisir di Jalan Sekolah Rumbai, Sabtu (21/12) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Ketika itu, dokter yang memeriksanya yakni Elsi Fahmi, merasa curiga dengan luka lebam membiru pada mata dan sekujur tubuh Masitoh, karena bentuknya seperti luka bekas penganiayaan fisik.

Dr Elsi pun menanyakan kepada bocah itu, siapa orang yang tega memukulnya hingga mengalami luka lebam seperti itu. Dengan polosnya, Masitoh mengatakan yang memukulnya adalah Ev, yang tak lain adalah tantenya sendiri.

Ditetapkan Tersangka
Mendengar pengakuan lugu bocah itu, Dr Elsi lalu melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pekanbaru. Buntutnya, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru langsung mendatangi Puskesmas Rumbai Pesisir. Ketika itu juga, Ev yang tengah berada di Puskesmas, langsung diamankan.

Saat diperiksa, pada awalnya Ev menolak dituduh telah menganiaya keponakannya. Namun setelah ditanya lebih lanjut, ia akhirnya mengaku perbuatannya itu. Kepada penyidik, Ev mengaku khilaf dan sangat menyesal telah melakukan perbuatan tersebut."Saya khilaf lantaran emosi makanya saya memukulnya dan meninjunya sampai babak belur,” ujarnya.

Saat ini, Ev telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan.

"Setelah diperiksa beberapa jam, akhirnya bukti-bukti memenuhi dan yang bersangkutan (ES) kami tetapkan sebagai tersangka karena menganiaya keponakannya sendiri," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar Satria.

Megawati Prihatin
Sementara itu di Jakarta, penganiayaan yang dialami Adit (8) di Kabupaten Kampar, mendapat sorotan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati mengaku, prihatin mendengar kasus Adit.

"Saya melihat di televisi, seorang anak yang namanya Adit, hati saya merasa digerus," kata Megawati, Minggu (22/12).

Mega yang berbicara pada peringatan Hari Ibu itu mengingatkan, seorang ibu seharusnya mengedepankan hati nurani. Tak seharusnya seorang anak disiksa, meskipun bukan anak kandungnya.

"Ibunya Adit ada di Medan, Sumatera Utara. Lalu sudah pisah bapak dengan ibunya. Ibu kandungnya berkeluarga lagi, Adit tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Dan dia dianiaya oleh ibu tirinya," tutur Mega dengan raut muka prihatin.

Namun menurut Megawati, rasa kemanusiaan sesungguhnya tak peduli dengan status ibu tiri atau ibu kandung. Rasa kemanusiaan merupakan nilai universal. Penyiksaan terhadap Adit menunjukkan absennya nilai kemanusiaan pada diri seorang perempuan. (bbs/nom/ant/dtc/mel)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh