Pangkalan Kerinci-Badan Narkotika Kabupaten Pelalawan dinilai tak proaktif mengantisipasi atau mensosialisasikan bahaya narkoba pada warga dan aparatur pemerintah. Ini terbukti masih maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Pelalawan. Seperti slogan bahaya narkoba hanya dipasang di sebuah spanduk, namun tidak ada upaya penanggulangan secara nyata dalam bentuk memberikan sosialisasi langsung ke warga, khususnya para pemuda serta para pelajar akan dampak bahaya narkoba. Baik terhadap diri sendiri dan resiko bila kecanduan.
Demikian hal ini disampaikan Anggota Komisi A DPRD Pelalawan, Sizifao Hia, di Pangkalan Kerinci, Rabu (14/8).
Sozifao Hia, menilai, BNK Pelalawan kesannya seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Baik dalam sosialisasi maupun kegiatan yang diadakan BNK dalam upaya mengantisipasi kian merebaknya narkoba di daerah ini.
"Kita tidak pernah melihat kegiatan atau sosialisasi yang selama ini diadakan oleh BNK Pelalawan," terangnya.
Padahal selama ini, sambungnya, begitu banyak kasus-kasus narkoba yang terjadi di Kabupaten Pelalawan. Bahkan peredaran narkoba tersebut kian marak di Kabupaten Pelalawan. Ini terbukti dari hasil pengungkapan kasus yang ditangani oleh pihak yang berwajib.
"Sudah saatnya BNK melakukan sosialisasi tentang narkoba. Dan sasarannya tidak hanya pelajar saja tapi juga masyarakat umum, termasuk kalangan PNS. Dengan demikian, maka seluruh masyarakat di negeri yang berjuluk tuah negeri seiya sekata ini, khususnya generasi muda Kabupaten Pelalawan, dapat mengetahui tentang bahaya permasalahan narkoba," jelas Sozifao Hia.
Menyikapi masalah ini, Ketua BNK Pelalawan, Marwan Ibrahim, melalui Sekretaris BNK Pelalawan, Abdul Karim, saat dikonfirmasi terkait hal ini, membantah jika BNK Pelalawan tidak aktif atau tidak ada tanda-tanda kehidupan. Pasalnya, kerapkali pihaknya menggelar sosialisasi terkait bahaya narkoba ke kecamatan-kecamatan.
"Tak benar jika kita disebut tak aktif, karena kerap kali kita menggelar berbagai sosialisasi tentang bahaya narkoba ke kecamatan-kecamatan dan kalangan pelajar, namun memang belum maksimal," paparnya.
Ketidakmaksimalan ini, sambungnya, terkait persoalan dana, karena selama ini BNK Pelalawan hanya menerima dana hibah sebesar Rp50 juta setahun dari APBD.
Dengan anggaran yang minim itu, otomatis kegiatan yang dilakukan BNK Pelalawan tak berjalan dengan maksimal. "Dengan anggaran kegiatan seperti itu, fokus kita jadinya hanya pada para pelajar saja, yang notabene merupakan sasaran yang rentan terhadap bahaya narkoba," tandasnya.
Namun jika anggaran yang diberikan memadai, lanjutnya, kegiatan dan sosialisasi yang dilakukan pun akan berjalan dengan maksimal. Karena selama ini jika ada kegiatan dari Badan Narkotika Nasional, pihaknya selalu ikut terlibat dengan dana terbatas.
"Tapi memang Wabup sebagai Ketua BNK telah meminta, pada tahun 2013 ini, dana untuk BNK bisa ditingkatkan. Dan kita telah mengajukan anggaran untuk dibahas dalam APBD perubahan tahun anggaran 2013 ini sebesar Rp100 juta," tegasnya. (supendi)

Next > |
---|