SELAT PANJANG-Setelah sekian lama menunggu sembari melengkapi segala persyaratan, PT First Flower segera memproduksi nira yang akan dijadikan gula dari tumbuhan pohon Nipah itu. "Insya Allah bulan depan First Flower akan mulai beroperasi. Semua persyaratan sudah lengkap, " kata Bupati, Irwan Nasir, Rabu (31/7) di Selat Panjang.
Upaya Pemkab Meranti menarik minat para investor untuk berusaha di Meranti semakin banyak. Keberadaan berbagai perusahaan tersebut tentu akan meningkatkan pertumbuhan di ekonomi masyarakat di sektor rill dan membuka lapangan kerja baru di Kepulauan Meranti.
Bupati Irwan mengatakan, PT First Flower bergerak di bidang industri hasil hutan bukan kayu. Melainkan mengeksplotasi tumbuhan nipah yang cukup luas di Meranti.
Perusahaan ini juga telah bersedia menanamkan modal awal senilai U$ 1.000.000. Selain akan membuka lapangan kerja,Meranti juga bisa brswasembada gula melalui produksi nipah. Saat ini saja, luas tumbuhan nipah di Kepulauan Meranti sebanyak 35 ribu hektare.
Hal itu menjadi optimisme Pemkab Meranti setelah dilakukan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU), antara Pemkab dengan pihak PT First Flower.
“Kita akan terus mencari investor sebanyak-sebanyaknya untuk berinvestasi di Meranti. Karena yang namanya kebutuhan terhadap lapangan kerja tidak akan pernah habis sesuai dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan daerah," kata Irwan.
Yang jelas, kata Irwan, dalam waktu dekat akan ada beberapa perusahaan baru yang sudah menyatakan keinginannya berinvestasi di Meranti. NamunIrwan tidak merinci perusahaan apa saja yang akan berinvestasi tersebut.
“Saya tidak bisa sebutkan nama perusahaan itu sekarang, kita tunggu saja tanggal mainnya," ujar Irwan lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan Kepulauan Meranti, Makmun Murod, mengatakan, luas area perkebunan nipah yang bisa langsung dikelola seluas 8 ribu hektare.
Selama ini masyarakat mengambil bahan baku untuk rokok dari daun Nipah, dan membuat tikar. Masyarakat masih belum bisa memanfaatkan buahnya yang sangat potensial untuk bahan baku gula.
Oleh karena itu melalui komitmen pihak PT First Flower untuk mendirikan pabrik gula di Meranti nantinya, ke depan akan dikembangkan secara beratahap hingga mencapai target 35 ribu hektare.
Pihak investor, lanjut Murod, juga sudah mengajukan izin pemanfaatan dan sedang mengurus Amdal. Setelah itu baru mendirikan pabrik gula. "Walau nipah berpotensi menghasilkan bio etanol, tapi kita fokuskan dulu untuk memproduksi gula saja,” terangnya.
Kadishutbun Kepulauan Meranti itu juga menjelaskan secara detail mekanisme pengolahan pabrik gula berbahan baku nira dari tanaman nipah itu.
Pengelolaan perkebunan itu akan dilakukan masyarakat dengan pembinaan dari pihak perusahaan dan Pemkab Meranti. Baik itu dalam memberikan pelatihan eksploitasi nipah, maupun dalam menyediakan bibit unggul nantinya. (jos)

Next > |
---|