Haluan Riau

Sunday, Sep 15th

Last update01:45:45 AM GMT

You are here: NEWS GAGASAN TAJUK : Polisi Jadi Korban Tembak Lagi

TAJUK : Polisi Jadi Korban Tembak Lagi

Belum hilang dari ingatan kita aksi penembakan yang dialami dua anggota Polsek Pondok Aren, Bripka Maulana dan Aipda Kus Hendratma saat menjalankan tugas di Jalan Graha Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, tepatnya, Jumat (16/8) lalu. Aksi teror terhada anggota Kepolisian kembali terjadi.  Kali ini, teror itu terhitung cukup berani, karena dilakukan di jalan umum. Yang menjadi korban adalah anggota provost Mabes Polri, Bripka Sukardi. Nyawanya melayang setelah menjadi korban aksi penembakan yang dilakukan tiga pria tak dikenal saat melintas di jalan jalur lambat  di depan Gedung KPK yang terjadi Selasa (10/9) lalu sekitar pukul 22.25 WIB.
Dari hasil olah TKP sementara, petugas menemukan tiga proyektil peluru di dekat mayat Bripka Sukardi. Proyektil peluru itu ditemukan sekitar dua meter dari jenazah Sukardi. Proyektil pertama ditemukan tepat di samping jenazah Bripka Sukardi. Kemudian proyektil kedua dan ketiga ditemukan di dekat trotoar jalan.
Kenapa anggota polisi akhir-akhir ini makin kerap menjadi sasaran penembakan, apakah ada morif dendam. Berbagai dugaan bisa saja terjadi, tetapi untuk mendapatkan kepastian, pihak Polri sendirilah yang harus mengungkapnya. Yang pasti, penembakan terhadap anggota Polri hingga tewas harus disikapi serius. Jangan biarkan aparat terus-terusan menjadi korban.
Apalagi sudah cukup banyak anggota kepolisian yang menjadi korban tembak ini, mulai dari Aiptu Dwiyatno (50), anggota Bimas Polsek Metro Cilandak tewas ditembak di depan Gang Mandor Jl. Otista Raya Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat Kota, Tangerang Selatan, Rabu (7/8), dan Aipda Patah Saktiyono (55), anggota Polantas Polsek Gambir, Jakarta, ditembak dua pria misterius di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (27/7).
Sebetulnya penembakan atau penyerangan terhadap anggota Polri bukan hal baru. Penembakan tidak hanya dilakukan terhadap perseorangan, tetapi juga dilakukan oleh penembak misterius terhadap pos polisi.
Peristiwa penyerangan itu tak boleh dinggap remeh. Siapa pun di balik penembakan harus ditindak tuntas, apakah mereka anggota terorisme, penjahat, perampok. Polri harus segera mengungkap.
Para petinggi Polri, dituntut gerak cepat. Jangan lagi menunggu, berandai-andai, sementara korban terus berjatuhan. Sweeping atau razia senjata api ilegal saatnya tuntas.
Bahkan senjata-senjata berizin pun harusnya diberikan secara ketat. Jangan semua dianggap penting, apakah itu pejabat, anggota DPR, atau anggota organisasi tertentu. Begitu pun dengan terhadap senjata mainan, Polri dituntut melakukan pembatasan, karena nyatanya tak sedikit senjata mainan atau airsoft guns menimbulkan korban.
Apabila razia senjata api ilegal ini tuntas dilakukan pihak kepolisian, masyarakat umum juga akan merasa aman, tidak ada rasa was-was saat berpergian.Semoga kepolisian memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini.***


AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh