Haluan Riau

Sunday, Sep 01st

Last update08:36:35 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Parah, Sekolah Disarankan Libur

Parah, Sekolah Disarankan Libur

PEKANBARU-Pemprov Riau diminta meliburkan para siswa dari sekolah, karena kabut asap yang melanda Riau saat ini kondisinya dinilai sudah sangat parah. Bahkan partikel-partikel bekas kebakaran sudah jelas nampak di udara dan bisa dilihat secara kasat mata.

Saking parahnya kondisi udara, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)  yang berada di depan Kantor Walikota Pekanbaru menunjukkan udara dalam kondisi tidak sehat. Hal serupa juga ditunjukkan ISPU yang berada di Jalan Tuanku Tambusai.
"Jika Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di atas 150, sebaiknya sekolah diliburkan. Kalau dilihat hari ini (kemarin, red) sudah sangat parah. Lihat banyak partikel yang menempel di mobil," terang Zainal, sambil menunjukkan partikel debu di kaca mobilnya, Selasa (27/8).
Dalam hal ini, pihaknya mengimbau Pemprov Riau meliburkan sekolah. Karena jika dibiarkan, bisa mengganggu kesehatan para siswa. Untuk saat ini, kegiatan siswa di luar ruangan seperti olahraga, upacara dan senam pagi sebaiknya di ditiadakan sampai kondisi membaik.
"Kegiatan di luar ruangan harus ditiadakan, dari rapat koordinasi penanggulan asap, saya sudah menyampaikan agar sekolah diliburkan jika ISPU semakin parah, tapi kita lihat besok (hari ini red)," tambahnya.
Dijelaskan Zainal, ISPU di Riau pada Selasa (27/8) kemarin mencapai 400 poin, atau sudah dalam kondisi parah. Sehingga sudah sewajarnya sekolah diliburkan. Zainal juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker jika berada di luar ruangan.
Surati Disdik
Sementara itu, Asisten III Setdaprov Riau, Hardi Djamaluddin mengatakan, kalau kabut asap semakin tebal, Pemprov Riau akan menyurati Disdik untuk meliburkan sekolah. Hal ini juga sesuai imbauan dari Dinas Kesehatan.
"Kalau memang mengganggu kesehatan harus diliburkan, kita lihat beberapa hari ini," kata Hardi, usai memimpin rapat penangggulan asap.
Untuk mengantisipasi banyaknya masyarakat terkena dampak asap, Diskes Riau telah menyiapkan sebanyak 170 ribu masker. Setiap Kabupaten kota juga telah menerima masker tersebut untuk dibagikan kepada masyarakat.
4 Delay, 2 Divert
Seperti kejadian sebelumnya, salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari kabut asap tersebut adalah aktivitas penerbangan. Seperti pada Selasa kemarin, empat jadwal penerbangan dari tiga maskapai harus mengalami delay. Bahkan dua maskapai juga terpaksa divert atau mengalihkan pendaratan ke Kota Medan dan Batam. Hal ini terjadi akibat parahnya kabut asap yang melanda Riau.
Menurut Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru, Ibnu Hasan, sekitar pukul 06.00 WIB pagi, jarak pandang di Bandara SSK II hanya berkisar 500 meter. Kemudian pukul 08.00 WIB sedikit mengalami peningkatan menjadi 800 meter. Namun pada saat itu keberangkatan dua maskapai penerbangan yakni Lion Air JT 393 dan Garuda Indonesia GA 171 Pekanbaru-Jakarta masih berjalan normal. Begitu juga dengan jadwal kedatangan dua maskapai yaitu Wings dan Mandala.
"Sekitar pukul 07.35 WIB, dua maskapai dari Jakarta-Pekanbaru ini sukses mendarat," terangnya.
Sekitar pukul 08.10 WIB pagi, aktivitas penerbangan mulai terganggu. Sesuai jadwal penerbangan, Lion Air JT 388 dan Garuda Indonesia GA 170 dari Jakarta-Pekanbaru seharusnya sudah mendarat di SSK II. Tetapi akibat tebalnya kabut asap, kedua maskapai ini justru holding (berputar-putar) di atas udara.
"Karena cuaca tidak memungkinkan mendarat, pendaratan dua maskapai tersebut akhirnya dialihkan (divert) ke bandara lain. Lion Air divert ke Batam dan Garuda Indonesia divert ke Medan," ungkapnya.
Dengan kondisi tebalnya kabut asap tersebut, Ibnu menyimpulkan kurang lebih ada empat jadwal keberangkatan dari bandara asal menuju Pekanbaru yang mengalami delay. Masing-masing yakni untuk satu maskapai dari Medan-Pekanbaru, lalu satu maskapai Batam-Pekanbaru dan dua maskapai Jakarta-Pekanbaru. "Yang delay itu penerbangan dari maskapai Lion Air, Garuda Indonesia dan Air Asia," tutupnya.


Terkait kondisi udara yang memburuk itu, Kadiskes Kota Pekanbaru, Rini Hermiyati juga tak menampiknya. Namun sejauh ini belum ada instruksi melibutkan siswa atau kegiatan pembagian masker.

"Kalau itu belum, nanti kalau sudah KLB, itu baru akan Kita lakukan. Seperti halnya, 19 Juli lalu Riau KLB kabut asap,"ujarnya.
Kadiskes juga mengimbau, agar masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. "Dan kalau keluar rumah silahkan menggunakan masker,"tutur Rini. (Rud)

Kirim Tim Khusus
Sejauh ini, Badan Penangggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, telah mengirimkan tim khusus untuk memadaman titik api.Tim itu didukung dua unit helikopter Bolko dan  satu unit pesawat Cassa untuk menciptakan hujan buatan.

"Kita terus berusaha untuk memadamkan titik api yang ada di Riau. Peralatan pemadam kebaran juga telah kita kirim ke daerah yang ada titik api, selain itu pembuatan hujan buatan juga dilakukan," terang Ketua BPBD Riau, Saqlul Amri, usai rapat koordinasi penanggulan asap di Riau, Selasa (27/6).

Dijelaskan Saqlul, untuk pemadaman api di wilayah Riau, BPBD belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Karena hampir tiap bulam BPDB terus melakukan pemantauan terhadap kebakaran yang terjadi di Riau. Selain itu BPBD juga mendirikan posko-posko untuk penanggulan bencana.

"Penanggulan bencana hampir tiap bulan kita lakukan secara teratur, selain itu kita juga mendirikan posko bencana di kabupaten/kota," tambah Saqlul.

Sementara itu, Kabid perlindungan hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Edi Sumitro, mengatakan, untuk kebakaran hutan di Riau meningkat sejak tanggal 26 Agustus. Kebakaran hutan berada di Pelalawan sebanyak 46 titik, Inhu 42 titik dan Rohil 34 titik. Dari 264 titik api kebakaran hutan tersebut, tidak ada satu pun milik perusahaan.

Dilain pihak, badan lingkunahn hidup (BLH) Riau, mengatakan akan mengambil langkah hukum jika ditemukan pembakaran lahan dengan sengaja. Selain itu perusahaan yang membakar lahan juga akan diberikan penegakan hukum jika ditemui membakar lahan.

"Kita sudah melakukan kroscek kelapangan dengan adanya pembakaran lahan. Lebih banyak pembakaran dilakukan oleh masyarakat, dan perusahaan belum ditemukan. Tapi beberapa persuhaan yang telah diamankan karena membakar lahan sudah ada, dan sudah diserahkan kepada pihak yang berwajib," Kasubid Pengendalian Kerusakan Ekosistem, Manipol Ginting. (nur,sar,rud,ben,sis)


AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh