TANJUNGPINANG - Akibat Perusahaan Listrik Tenaga Uap Galang Batang, Bintan yang dikelola PT Capital Turbine Indonesia mengalami kerusakan. Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan mengalami pemadaman bergilir. Manajer Area PLN Tanjungpinang, Agustian, mengatakan, pemadaman terpaksa dilakukan karena kerusakan yang sama pada turbin satu dan boiler dua PLTU Galang Batang. Sehingga pembangkit PLTU hanya mampu menghasilkan daya sekitar 14 MW. Hal itu menyebabkan terjadinya defisit, karena tidak bisa memenuhi beban puncak sebesar 51 MW.
"Pemadaman ini terpaksa dilakukan, karena proses perbaikan ini membutuhkan waktu sekitar tiga hari, makanya kita melakukan pemadaman bergilir. Kondisinya diperkirakan kembali normal, Senin (5/8). Selama kondisi tersebut kita juga meminta pihak yang besar pemakainnya agar melakukan penyesuaian untuk keluar pada beban puncak," ujarnya.
Agustian juga menambahkan, terkait ini, pihaknya sudah meminta kepada PT Capital Turbine Indonesia (CTI) selaku pengelola PLTU Galang Batang. Pihak pengelola berjanji akan mengganti dengan peralatan yang baru pada boiler-boiler yang rusak.
"Pemadaman bergilir ini merupakan pilihan terjelek yang diambil, tetapi inilah solusi terkait rusaknya PLTU ini dengan melakukan pemadaman bergilir. Kerusakan terjadi pada boiler juga dibarengi dengan kebocoran kondensor. Kita mengharapkan mereka segera mengganti dan memperbaiki secepatnya," ujarnya.
Persoalan PLN yang tidak kunjung selesai ini, pihak PLN sudah melaporkan kepada Gubernur Kepri, HM Sani. PLN Tanjungpinang masih kekurangan sekitar 5 MW lagi. Mengenai usulan tersebut, Gubernur, mengatakan akan membantu menyediakan sejumlah mesin pembangkit juga akan bersama-sama dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
"PLN telah melaporkan permasalahan ini dan kita sudah sampaikan ke Gubernur kalau ibukota provinsi Kepri ini masih mengalami kurang daya listrik sekitar 5 MW. Namun pelaksanaan pengadaan dari pemerintah ini belum pasti dan kapan akan terealisasinya. Saya meminta maaf atas ketidaknyamanan selama terjadi pemadaman bergilir PLN ini," imbuhnya. (hk/sut)
