Haluan Riau

Wednesday, Feb 06th

Last update05:00:00 PM GMT

You are here: DAERAH INDRAGIRI HILIR Inhil Berusaha Raih Kembali Produktivitas Beras

Inhil Berusaha Raih Kembali Produktivitas Beras

TEMBILAHAN-Pada era 1980-an, Kabupaten Inhil dikenal sebagai salah satu lumbung berasnya Riau. Namun, predikat tersebut kian luntur seiring berkurangnya lahan bercocok tanam padi. Oleh karena itu, selain berusaha memberantas kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Pemkab Inhil terus berusaha mengembalikan produktivitas berasnya tersebut.
Hal itu tentunya menjadi perhatian Bupati Inhil, H Indra M Adnan. Di mana, persoalan pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Selain meluncurkan sejumlah program melalui instansi terkait, Indra juga mengajak kepada warga yang sudah meraih gelar sarjana di bidang pertanian untuk turut serta menyumbangkan ilmunya dalam mengembangkan sektor pertanian.
Dijelaskan Bupati, bercocok tanam padi juga menguntungkan, karena hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk panen. Bahkan bisa dilakukan dua kali dalam setahun. Namun, selama ini diakuinya banyak warga berpindah dengan tanaman keras lain yang dipandang lebih menguntungkan.
“Kalau persoalan pangan sudah bisa diatasi. Untuk melakukan langkah selanjutnya bakal lebih mudah. Oleh karena itu, kita semua harus berusaha meningkatkan produktivitas gabah daerah ini," tutur Bupati.
Bagi warga pemilik lahan pertanian, Bupati mengimbau agar tidak mengalihfungsikan lahannya menjadi lahan pertanian tanaman lain, dan kepada kalangan intelektual bidang pertanian juga diharapkan mencari solusi bagaimana caranya meningkatkan produktivitas gabah dan hasil panen.
Sementara itu, beberapa kali panen raya yang dilakukan Pemkab Inhil pada daerah sentra penghasil gabah, seperti Reteh, Keritang dan Batang Tuaka dimaksudkan sebagai salah satu upaya menstimulasi petani agar terus giat mempertahankan lahan pertaniannya dan berupaya maksimal mengolah lahan yang dimiliki.
Petani yang tetap berusaha mempertahankan lahan pertaniannya disebut Bupati layak mendapatkan keuntungan, seperti mendapat kemudahan dalam memperoleh pupuk bersubsidi maupun program lain yang sifatnya memberdayakan dan meningkatkan produktivitas.
“Kepada satuan kerja terkait harus serius dalam membina petani dan menjalankan programnya. Keseriusan itu harus ditunjukan secara nyata di lapangan, tidak hanya sekadar penyampaian laporan,” pungkasnya. (adv/humas)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh