JAKARTA-Kenaikan harga bawang merah disebabkan kondisi gangguan cuaca di berbagai daerah. Sedangkan produksi bawang merah dari masyarakat pada dasaranya sudah mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Hal itu dikatakan Deputi II Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kementerian Perekonomian Diah Maulida, belum lama ini. Namun, menurut dia, faktor cuaca inilah yang sangat besar mempengaruhi produksi bawang merah.
"Kita tak bisa menyalahkan cuaca, tapi kenyataannya memang cuaca dan harga bawang selalu bervariasi. Sama dengan cabai, ada masa drop dan ada masa yang tinggi," kata Diah.
Diah menilai produksi bawang merah ini berbeda dengan produksi bawang putih. Di dalam negeri, produksi bawang putih masih belum maksimal sehingga 95 persen kebutuhan bawang putih selalu dipenuhi dari impor.
Namun, untuk bawang merah, produksi domestik sebenarnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, karena faktor cuaca yang tidak bisa ditoleransi, gangguan ini pun menyebabkan pasokan di pasar berkurang. Imbasnya, harga bawang merah pun naik, mengikuti kenaikan harga bawang putih.
"Setahu saya kalau bawang merah itu ada rekomendasi impor yang cepat keluar. Tetapi, ini Kementerian Pertanian yang tahu persis kalau memang suplai seperti itu, tentunya mereka harus mengeluarkan rekomendasi untuk impor," tuturnya.
Harga bawang merah bulan lalu masih sekitar Rp15.000 per kilogram. Saat ini sudah melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp50.000 per kilogram. Harga bawang merah ini hampir menyamai harga bawang putih yang sudah mencapai Rp80.000 per kilogram. Padahal, sekitar 95 persen dari kebutuhan bawang putih dipenuhi dari impor. (kmp/vit)

Next > |
---|