JAKARTA , HALUAN RIAU -Pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment (PISA) 2012, siswa Shanghai, China, menunjukkan performa terbaik dalam ujian literasi Matematika, Membaca dan Sains. Selain Shanghai, China, beberapa negara Asia lain menempatkan diri dalam 10 besar PISA 2012. Survei tiga tahunan ini merupakan besutan Organisation for Economic Co-operation & Development (OECD). Riset itu bertujuan mengukur kemampuan siswa pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan siswa menghadapi tantangan masyarakat-pengetahuan (knowledge society) dewasa ini.
Penilaian yang dilakukan dalam PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan anak muda untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah.
Tahun ini, lebih dari 510 ribu siswa usia 15 tahun (kelas III SMP dan Kelas I SMA) berpartisipasi dalam ujian untuk mengukur kemampuan membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy).
PISA 2012 ini mengungkapkan beberapa hal tentang sistem pendidikan terbaik di dunia. Negara-negara dengan performa unggul, terutama di Asia, menekankan pentingnya memilih dan melatih para guru serta mendorong mereka untuk bekerja bersama.
Negara Asia 10 besar PISA 2012 ini juga memprioritaskan investasi dalam memupuk kualitas para guru, bukan pada ukuran kelas. Mereka juga menetapkan terget yang jelas dan memberikan kebebasan kepada para guru di kelas untuk meraih target tersebut.
Temuan lainnya, anak-anak dengan orangtua yang memiliki pengharapan tinggi menunjukkan penampilan yang lebih baik. Anak-anak ini cenderung mencoba lebih keras, lebih percaya diri tentang kemampuan mereka dan lebih termotivasi untuk belajar.
Dari 64 negara, 25 di antaranya menunjukkan peningkatan dalam bidang literasi matematika, 25 negara tidak berubah posisi dan 14 negara menunjukkan penurunan. Brasil, Jerman, Israel, Italia, Meksiko, Polandia, Portugal, Tunisia dan Turki menunjukkan konsistensi peningkatan peringkat.
Bahkan Shanghai, China dan Singapura menunjukkan peningkatan dalam performa mereka yang memang suda h kuat pada PISA 2009. Demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis OECD, Jumat (6/12).
Italia, Polandia dan Portugal juga meningkatkan penampilan terbaik dan mengurangi penampilan terburuk mereka. Jerman, Meksiko dan Turki berhasil menunjukkan perbaikan dalam performa siswa yang paling lemah; kebanyakan berasal dari latar belakang sosial ekonomi minim. Hal ini menunjukkan, suatu negara dapat secara simultan meningkatkan ekuitas dan menunjukkan peningkatan penampilan.
OECD meyakini, kesempatan untuk sukses adalah hal paling penting yang harus dimiliki semua anak. Sekira 23 persen siswa di negara anggota OECD, dan 32% dari negara di dunia, gagal menguasai permasalaham matematika sederhana. Tanpa keahlian mendasar ini, mereka tidak dapat lulus di usia muda dan akan menghadapi masa depan yang sulit.
Beberapa negara ada yang sukses membantu siswa mereka dengan performa buruk, yaitu Kolombia, Finlandia, Irlandia, Jerman, Meksiko, dan Polandia merancang sistem untuk mengidentifikasi dan mendukung para siswa yang kesusahan dan sekolahnya lebih awal. Mereka juga mengirimkan hasil PISA ke kelompok tersebut.(okz/ara)
generated by an Adobe application 12.00

Next > |
---|