PEKANBARU-Baru empat tahun dibangun, Puskesmas Pembantu, Desa Melebung RW 13, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya ditinggal tenaga medis. Padahal 40 kepala keluarga di sana membutuhkan sarana kesehatan. Kondisi gedung Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan satu ruang periksa dan peralatan serta sarana medis yang terletak di tengah-tengah kebun sawit perusahaan tersebut terbengkalai. Puskesmas yang dibangun tahun 2009 itu, sejak tahun 2012 ditinggal pergi tenaga medisnya.
Selain gedung Pustu yang sudah lengkap dengan obat-obatan dan timbangan bayi, Pemerintah Kota Pekanbaru juga sudah menyediakan rumah untuk tenaga medis tepat di samping gedung Pustu. Kedua bagunan tersebut saat ini kosong dan terbengkalai, karena tidak dimanfaatkan dan tidak terawat.
Anggota DPRD Riau dari Fraksi Demokrat, Hj Mukhniarti yang melakukan reses, Kamis (29/8) ke desa tersebut merasa prihatin melihat kondisi di daerah itu. Dirinya mengaku, baru kali pertama mengunjungi Desa Melebung ini. "Saya tidak menyangka kalau di Kota Pekanbaru masih ada desa terisolir seperti ini. Jalan menuju desa ini merupakan jalan tanah yang kalau musim panas debunya sangat tebal dan musim hujan jalan ini becek dan licin," kata calon DPR RI
dapil Riau 1 yang kerap disapa Hj Ety.
Dari penjelasan Ketua RW 13, Tamsir tenaga medis yang ditugaskan di desa mereka tak ada yang bertahan lama. Karena akses jalan menuju ke lokasi tersebut sulit ditempuh dan jauh dari peradaban kota. "Desa Melebung ini berbatasan dengan Kabupaten Siak. Untuk menuju Kota Pekanbaru menempuh 60 kilometer, tapi Alhamdulillah sejak ada perusahaan perkebunan kelapa sawit warga diperbolehkan melewati jalan perusahaan, sehingga untuk menuju ke pusat kota hanya menempuh 17 kilometer," kata RW pada pemaparannya.
Hingga kini, lanjutnya, warga Desa Melebung baru mendapat jatah raskin dari Pemko Pekanbaru, sedangkan bantuan lain, termasuk pembangunan akses jalan sejauh ini masih belum terealisasi. "Tahun lalu ada perawat yang bertugas di sini, sekarang Pustu dan rumah dinas ini kosong. Perawat itu minta pindah dari sini. Sekarang jangankan untuk berobat, untuk beli obat saja kami harus menempuh jalan sepanjang 17 kilometer sampai ke simpang Jalan Badak," keluh Ketua RW sambil menghapus air matanya.
Ia menyayangkan tidak ada perhatian Pemko Pekanbaru dan pejabat lainnya akan keberadaan mereka di Desa Melebung ini. "Kami sangat bersyukur dan senang sekali, masih ada anggota DPRD Riau yang mau mengunjungi dan melihat kondisi kami di sini," ujarnya.
Selain akses jalan dan keberadaan tenaga medis, warga juga mengajukan bantuan dibidang ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan perekonomian mereka. Selama ini mereka hidup sebagai buruh sawit perusahaan.
Sementara itu, Hj Ety yang melihat kondisi warga Desa Melebung berjanji akan menyampaikan aspirasi warga ke Paripurna DPRD Riau mendatang, sedangkan untuk pembangunan dibidang ekonomi kerakyatan, DPRD siap membantu memberi ternak sapi. "Saat ini kita diberi bantuan ternak sapi sebanyak 250 ekor, setiap kelompok tani mendapatkan 21 ekor, satu jantan dan 20 ekor betina. Bagi warga yang ingin mendapatkan bantuan ternak sapi silahkan bentuk kelompok tani dan sediakan lahan. Setelah itu ajukan kepada kami agar dianggarkan dalam APBD 2014, kalau yang sekarang sapi itu sudah ada yang punya dari kelompok tani lain," tutur Ety. (vit)

Next > |
---|