Jakarta-Kementerian Agama menghitung kebijakan pengurangan kuota haji oleh pemerintah Arab Saudi menyebabkan potensi kerugian penyelenggara haji reguler dan khusus hingga 20 persen. "Karena mereka telah mengeluarkan uang muka untuk katering, pesawat, pemondokan, bayar full. Jadi ada potensi kerugian 20 persen," kata Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hal ini disampaikan Suryadharma saat acara jumpa pers pengundian (qur'ah) pemondokan haji yang digelar di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (27/8). Ia didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu.
Kemenag berupaya menekan potensi kerugian tersebut. "Namun Alhamdulillah dari Kemenag potensi bisa diperkecil karena uang muka untuk pemondokan, pemiliknya bersedia tidak lagi dalam kapasitas 100 persen tapi hanya 80 persen. Yang bersedia kira-kira 80 persen. Jadi masih ada 20 persen yang masih keukeuh, masih alot. Seandainya mereka tidak bisa, kami sangat menyesalkan. Itu sangat tidak elok," papar Suryadharma.
Dalam kesempatan yang sama, Anggito mengatakan kenaikan kurs dolar tidak berdampak terhadap pembiayaan haji.
"Tidak ada kerugian. Pada bulan Ramadan sudah ada pelunasan haji khusus, yang sudah menyelamatkan kita dari kerugian. Kita sudah mengakumulasi dolar, kita pakai seluruhnya. Tidak ada kerugian. Kerugian hanya ketika menetapkan kurs. Kita sudah punya cadangan devisa. Alhamdulillah walaupun rupiah melemah, Kemenag tidak ada kerugian valas," papar Anggito.(dtc/mel)
| Next > |
|---|
