Haluan Riau

Tuesday, Sep 03rd

Last update08:21:25 PM GMT

You are here: DAERAH BENGKALIS Penghasilan Menurun, Kesejahteraan Petani Makin Menjauh

Penghasilan Menurun, Kesejahteraan Petani Makin Menjauh

DURI-Para petani sawit di Kecamatan Mandau mengeluh. Pasalnya, saat ini sawit trek. Produksinya jauh menurun dibanding sebelumnya. Tak hanya itu, harga jual tandan sawit pun anjlok pula. Akibatnya, penghasilan petani menurun. Kesejahteraan pun makin menjauh. "Sebelum ini produksi sawit saya mencapai 1,2 ton per hektare. Sejak sawit trek, produksi turun menjadi 800 kg. Harga jual pun anjlok.
Sebelumnya mencapai Rp1.100 sampai Rp1.200 per kilo. Kini hanya Rp800 saja," ujar Asrin (33), Kamis (29/8) siang kemarin. Petani pemilik 3 haktare kebun sawit berumur delapan tahun di Desa Harapan Baru, Kecamatan Mandau ini mengeluhkan menurunnya penghasilan.
Kalau dulu, kata Asrin lagi, penghasilannya per bulan bisa mencapai Rp4 juta lebih. Kini hanya sekitar Rp3 juta saja. Meski sawit trek, menurut bapak tiga anak ini, kebutuhan pupuk harus tetap dipenuhi. Kalau tidak, produksi pun bertambah anjlok. Sementara untuk mendapatkan pupuk susah. Harganya pun tidak murah. "Per sak kami terpaksa membeli Rp300 ribu. Itu pun payah mencarinya.
Pupuk bersubsidi yang diharapkan belum juga turun. Kalau begini terus, alamat kami selaku petani akan bertambah payah," kata Asrin lagi. Ketua KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Kecamatan Mandau,  Marbet ikut prihatin dengan kondisi produksi dan harga sawit saat ini. "Kita heran juga. Ketika sawit trek dan produksi turun, harga jual TBS harusnya naik. Ini malah anjlok. Dolar melejit, harga sawit di pasaran internasional tetap stabil. Harusnya petani diuntungkan, tetapi yang terjadi sebaliknyha. Petani tak bisa mencicipinya sama sekali," kata jebolan Fakultas Pertanian Unand Padang ini.
Khusus untuk Desa Harapan Baru, katanya lagi, harga sawit harusnya lebih baik dari sebelumnya. Pasalnya saat ini musim kemarau. Kendala transportasi tidak ada. "Kalau hujan, jalan berlumpur, wajar kalau harga turun karena toke sawit memperhitungkan besarnya ongkransportasi. Kenapa kini turun? Apakah ada permainan pabrik atau agen, kita tak tahu. Tapi biasanya ketika ada iven-iven Pilkada atau Pemilu, harga sawit tetap anjlok. Entah apa pula korelasinya," tutur Marbet.
Dia juga berharap agar Pemkab Bengkalis komit menbantu petani dan pekebun kecil di wilayah ini. Terutama berhubungan dengan pupuk bersubsidi. Menurut informasi yang dia dapat, SK Bupati tentang pupuk bersubsidi baru diteken Juli 2013 lalu. Kapan pupuk bersubsidinya bakal sampai ke tingkat petani?
"Kita berharap ke depan, Pemkab betul-betul mencurahkan perhatian serius untuk pupuk bersubsidi ini. Apatah lagi ketergantungan sawit untuk pupuk kimia saat ini masih sangat tinggi," pungkasnya.(susi)


AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh