PEKANBARU , HALUAN RIAU - Konferensi Imam Besar Masjid se-Dunia resmi ditutup, Kamis (5/12) malam. Dalam konferensi itu disepakati akan dibangun kantor pusat Majelis Imam Masjid se-Dunia, yang akan dibangun di Pekanbaru. Selain itu, juga disepakati akan didirikannya Sekolah Tinggi Keimaman yang juga akan didirikan di Riau.
Sementara untuk konferensi tahun 2014, Kuwait akan bertindak selaku tuan rumah. Berdasarkan kesepakatan peserta konferensi yang berasal dari 13 negara, untuk Ketua Umum Majelis Imam Masjid se-Dunia,
Kantor diamanahkan kepada Dr Al Walid Al Ali dari Kuwait. Sedangkan posisi Sekjen dipercayakan kepada Tengku Dahril.
"Itu beberapa poin kesepakatan yang dihasilkan selama Konferensi Imam Masjid se-Dunia yang telah dimulai sejak tanggal 2 Desember kemarin. Di Pekanbaru akan dibangun Kantor Pusat Majelis Imam Masjid se-Dunia. Begitu juga di Riau akan didirikan Sekolah Tinggi Imam," terang ketua panitia pelaksana yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau, Tengku Dahril, ketika ditemui usai penutupan.
Sementara itu, Sekdaprov Riau Zaini Ismail yang ikut menghadiri acara penutupan tadi malam, menilai, konferensi ini merupakan tonggak kebangkitan Islam dunia, Indonesia dan khususnya Provinsi Riau. "Insya Allah, Kantor Pusat dan Sekolah Tinggi Imam akan dibangun di Provinsi Riau," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah peserta mengaku sangat terkesan dengan digelarnya konferensi tersebut. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Riau selaku tuan rumah, yang telah menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk kepentingan umat Islam di dunia.
Seperti dituturkan Imam Masjid Iraq, Dr Husein Ghazi Samaray. Selain mengucapkan terima kasih kepada Riau, ia juga berharap hasil konferensi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
Husein menilai, jika dilihat kehidupan umat muslim Iraq dengan Indonesia, memang ada perbedaan. "Namun pada dasarnya tidak ada yang berbeda. "Kaum muslim di sini begitu ramah, senyum tak pernah terpisah dari wajah mereka. Pada hakikatnya, kita umat Islam adalah bersaudara. Jika satu ada yang sakit, yang lain ikut merasakan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Imam Masjid Senegal, Mbaye Niang. Menurutnya, meskipun umat muslim dari berbagai belahan dunia memiliki perbedaan, namun pada intinya umat muslim di dunia tetap satu. "Walaupun berbeda, namun umat muslim tetap disatukan aqidah," ujarnya.
Bukan Tandingan
Ia juga menegaskan, Konferensi Imam Masjid se-Dunia ini bertujuan untuk mempersatukan umat muslim di dunia, bukan konferensi tandingan dari organisasi Islam yang sudah terbentuk sebelumnya, seperti OKI. "Ini bukan konferensi tandingan tapi untuk mempersatukan umat muslim di dunia," tegasnya.
Sementara, Imam Masjid Pakistan, Molana Syed Muhammad Abdul Khabir Azad mengungkapkan, konferensi ini digelar bertujuan bagaimana imam masjid dapat berperan dalam berbagai bidang kehidupan. "Dampak realita dan peran imam tidak hanya di masjid dan namun juga di luar masjid, tidak hanya agama tapi juga pada bidang-bidang lainnya," ujarnya.
Imam Molana juga berterima kasih kepada Riau yang telah bersedia menjadi tuan rumah kegiatan ini. "Tidak hanya negara peserta, tapi seluruh umat Islam dunia patut berterima kasih karena ini sangat berdampak untuk kemajuan umat Islam dunia," terangnya. (rud)

Next > |
---|