Haluan Riau

Friday, Aug 30th

Last update08:40:39 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Bayi 1,5 Tahun Selamat Setelah 2 Jam Terapung di Laut

Bayi 1,5 Tahun Selamat Setelah 2 Jam Terapung di Laut

Kecelakaan kapal terjadi di wilayah perairan Indonesia. Berdasarkan data sementara, empat orang meninggal dan 21 orang berhasil dievakuasi.

Insiden terjadi, Sabtu (24/8) sekitar pukul 08.07 WIT, kapal motor KM. Sandar Jaya tujuan Ambon-Manipa mengalami kecelakaan kapal di perairan Tanjung Allang, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Randi Kiat, bayi berusia 1,5 tahun, ditemukan selamat meskipun dua jam terapung di laut ketika kapal yang ditumpanginya bersama keluarga tenggelam di Perairan Tanjung Alang, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah.

Randi terpisah dari ibunya saat kapal tenggelam. Namun, seorang penumpang, Ibrahim Duwila, melihatnya. “Saya menggendongnya di bagian belakang, dan kita langsung lompat ke laut,” kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, mereka terapung selama sekitar dua jam sebelum dia berhasil mencapai daratan, pantai Desa Alang. ”Hampir dua jam kita terapung dalam kondisi gelombang dan cuaca laut yang sangat buruk. Untung saja dia (Randi) memeluk saya dengan erat di bagian leher, sehingga dia tetap bersama saya,” ujar Ibrahim.

Saat itu, kata Ibrahim, dia sempat mengambil sebuah jeriken berisi minyak di atas kapal sebelum melompat. “Saya sempat menumpah minyak dari dalam jeriken, saat melompat saya langsung mengendong Randi. Dia sedikit pun tidak menangis saat itu,” kisahnya.

Kapal Motor (KM) Sandar Jadi berangkat dari Ambon menuju Pulau Manipa, sekira pukul 05.00 WIT, tetapi saat memasuki perairan Tanjung Alang, kapal ini disapu tinggi gelombang sehingga kapal pun oleng dan tenggelam.

Akibat peristiwa ini, empat penumpang meninggal dunia, yakni nakhoda kapal, La Jaidi, Hefy Atamimy, Umy Pellu, dan Wa Nia Tomia.

Seorang penumpang kapal yang selamat dalam peristiwa tersebut, Hasan Saipul mengatakan kepada Kompas.com, kapal tersebut memuat barang yang sangat banyak. ”Kapal memuat banyak semen, sembako, dan barang- barang lainnya," kata Hasan.

Penumpang KM Sandar Jaya mengaku tidak menemukan jaket pelampung saat mereka menyelamatkan diri sambil melompat ke laut saat kapal nahas itu tenggelam di perairan Tanjung Alang, Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.

"Tidak ada jaket pelampung di dalam kapal, kita berenang menuju tepian pantai dengan menggunakan jeriken,” kata salah satu penumpang, Hasan Saiful kepada Kompas.com

Penumpang lainnya mengungkapkan, saat kapal mulai tenggelam, mereka menumpahkan minyak yang berada di dalam puluhan jeriken untuk dijadikan alat penolong.

“Kami diperintahkan oleh seorang ABK untuk menumpah minyak yang ada di dalam jeriken saat kapal sedang oleng. Hal ini terpaksa kami lakukan karena memang tidak ada baju pelampung,” kata penumpang lainnya.

ABK kapal yang selamat dalam peristiwa tersebut, Ramli Kibas mengatakan, saat kapal mulai tenggelam, mereka sempat meminta bantuan warga yang kebetulan berada di tepian pantai desa Alang. Menurut Ramli, jarak kapal dengan tepian pantai saat itu sekitar 100 meter.

“Kita sempat meminta pertolongan dari warga Alang saat itu. Namun saat kapal hendak tenggelam saya langsung memerintahkan kepada penumpang untuk menumpah minyak yang ada dalam jeriken untuk digunakan,” ujarnya.

Selain karena faktor cuaca buruk dan tinggi gelombang, kuat dugaan penyebab kapal tersebut tenggelam juga karena kelebihan muatan barang.

KM Sandar Jadi berangkat dari Ambon menuju Pulau Manipa, sekira pukul 05.00 Wit, namun saat memasuki perairan Tanjung Alang, kapal ini disapu tinggi gelombang sehingga kapal pun oleng dan tenggelam.

Dalam peristiwa itu empat orang meninggal dunia, yakni nakhoda kapal La Jaidi, Hefy Atamimy, Umy Pellu, dan Wa Nia Tomia. (dtc/kc/hen)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh