PEKANBARU-Pemaparan visi dan misi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau dengan nomor 5, Jon Erizal-Mambang Mit, dinilai paling rasional. Khususnya terkait rencana mendapatkan anggaran yang lebih besar dari pemerintah pusat. Untuk mencapai hal itu, Riau perlu meningkatkan lobi ke pusat. Hal itu terungkap ketika lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018, menyampaikan visi dan misinya dalam sidang paripurna istimewa DPRD Riau, yang digelar Minggu (18/8) di Gedung DPRD Riau Jalan Sudirman.
Tidak saja memuji penyampaian visi dan misi pasangan lain yang terlebih dahulu menyampaikan, penyampaian serta pemaparan yang disampaikan Jon Erizal dinilai sangat mengena. Hal itu diungkapkan salah seorang mantan Ketua DPRD Riau yang tak mau namanya disebutkan, demi menjaga pihak lain.
Khususnya terkait pemaparan Jon Erizal bahwa APBD yang sudah ada ini belum cukup untuk menutupi kebutuhan pembangunan Riau.
Logikanya, APBD Riau saat ini sebesar Rp 6,7 triliun. Sebanyak 40 persen digunakan untuk belanja pegawai dan 20 persen untuk pendidikan. Tinggal sekitar Rp1,7 triliun untuk membangun semua bidang, termasuk infrastruktur.
Jumlah ini jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan semua sektor. Sehingga sebagai jalan keluarnya, perlu terobosan lebih mantap lagi ke pusat dengan tujuan dengan meraup dana APBN yang lebih banyak lagi. Tidak itu saja, untuk meningkatkan pendapata, perlu dilakukan pemberdayaan BUMD dan menarik investasi. "’Sangat rasional,’’ paparnya.
Komentar senada juga diungkapkan pengamat politik Fisipol Universitas Riau, Tito Handoko. Tito menilai, dalam pemaparannya, JE tidak bertele-tele dan langsung kepada pokok persoalan. Dari pemaparannya, jelas JE memiliki pengetahui luas tentang Riau. Dia juga tahu kemampuan Riau untuk melobi pusat dan menggaet investasi. "Karena dia tahu dan mampu, maka dia berkata begitu,’’ nilainya.
JE tidak hanya berpikir untuk membelanjakan apa yang ada. Putra kelahiran Bengkalis itu berpikir untuk menambahkan anggaran sebesar-besarmya sehingga harapan untuk mensejahterakan masyarakat itu dapat tercapai.
"Tidak mungkin memberikan dana ke desa-desa atau pendidikan gratis, jika dana yang akan dibagikan tersebut tidak cukup,’’ tambahnya.
Suasana
Sementara itu, dari pantauan saat penyampain visi dan misi para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018 kemarin, suasana di gedung Dewan tampak berubah-berubah, sesuai pemaparan masing-masing calon.
Teriakan dan tepuk tangan dari para pendukung masing-masing calon selalu menggema di saat jagoan mereka menyampaikan program-program unggulannya.
Diawali dengan penyampaian visi-misi pasangan nomor urut 1 Herman Abdullah-Agus Widayat. Dengan intonasi kalimat yang datar, Herman membacakan visi, misi dan program yang akan dilakukannya nanti jika terpilih. Di saat asyik berpidato, Herman diingatkan Ketua DPRD Riau Johar Firdaus bahwa waktu yang diberikan selama 20 menit sudah habis. Herman tetap lanjut, hingga akhirnya salah seorang anggota DPRD Riau, Darisman Ahmad, melakukan interupsi.
"Interupsi ketua, waktunya sudah habis," kata Darisman Ahmad beberapa kali, namun tidak ditanggapi Johar karena di waktu bersamaan Herman juga terus berbicara.
"Ini hak kami untuk menjadi Gubernur. Tolong kami minta waktu 1 menit, kami rasa ini sangat penting untuk disampaikan," ungkap Herman, kemudian Ia melanjutkan penyampaiannya setelah beberapa menit bersitegang dengan interupsi Darisman.
Tak lama kemudian Herman pun mengakhiri penyampaian visi-misinya.
Suasana sempat mencair dan dipenuhi gelak tawa, saat Annas Maamun yang berpasangan dengan Arsyadjuliandi Rahman membacakan visi dan misinya. Dengan gaya khasnya yang to the point (langsung ke pokok persoalan), Annas membuat suasana menjadi cair dan dipenuhi gelak tawa.
"Kami hanya melanjutkan pembangunan yang masih tersisa yang belum selesai oleh pemimpin terdahulu," kata Annas memulai penyampaian visi misinya.
Ada beberapa hal yang disampaikannya, seperti pengadaan rumah layak huni tipe 36 bagi masyarakat miskin.
Hal lain yang disentuhnya adalah pembangunan dunia pendidikan, kesehatan, serta strategi pengembangan BUMD dan BUMN. Sebelum menyudahi penyampaiannya, Annas memberikan pesan kepada semua pasangan Cagubri. Menurut Annas Ia siap mendukung siapapun yanng akan menang nantinya.
"Kalau pasangan 1, 3, 4, dan 5 yang menang kami siap mendukung, tapi kalau kami yang menang kami minta semua mendukung kami," ujarnya.
Setelah Annas, giliran duet Lukman Edy-Suryadi Khusaini yang menyampaikan visi-misi. Tampil percaya diri, Lukman Edy (LE) dengan semangat dan suara yang lantang menyampaikan visi-misi dan program kerja mereka. Ia menyorot persoalan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan kemiskinan. Menjelang habisnya waktu yang diberikan, LE mempersilakan pasangannya, Suryadi untuk membacakan program kerja unggulan mereka.
Menjelang masuk waktu salat Zuhur, giliran pasangan Achmad-Masrul Kasmy yang berdiri di hadapan peserta sidang paripurna istimewa. Dengan mimik wajah yang cukup serius, Achmad tampil dengan membeberkan angka-angka statistik pendapatan dan pertumbuhan ekonomi Riau. Di saat azan Zuhur berkumandang, penyampaian visi-misi Achmad dihentikan sejenak, hingga azan berakhir.
Tak lama kemudian, Johar memberikan kesempatan kepada pasangan nomor urut 5, Jon Erizal-Mambang Mit (JE-MM). Dengan raut wajah yang tenang dan sesekali dihiasi senyum, JE-MM pun melangkah menuju podium. "Semua yang disampaikan empat kandidat lainnya, bagus-bagus. Saya akan menyampaikan beberapa hal strategis yang harus dilakukan jika saya dan Pak Mambang diamanahkan memimpin Riau," kata Jon Erizal dengan kalimat yang jelas dan sistematis.
Ia pun memaparkannya dengan gamblang dan mudah dimengerti.
Pantauan Haluan Riau di ruang sidang, perhatian audiens tampak hanya tertuju kepada Jon Erizal. JE berhasil menyita perhatian pejabat dan tokoh masyarakat yang hadir.
Interupsi dan Mati Lampu
Sidang paripurna kemarin juga sempat diwarnai interupsi dari anggota Dewan. Seperti saat sidang dibuka Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, salah seorang anggota Dewan, AB Purba mengajukan insterupsi.
"Ketua interupsi, ini kan paripurna istimewa, apa boleh kami memberikan pertanyaan dan interupsi kepada calon yang menyampaikan visi misi nantinya.? Kalau tidak boleh apa aturannya," kata AB Purba.
Menanggapi hal itu, Johar Firdaus mengatakan, sidang kemarin sifatnya hanya menyampaikan visi misi bukan tanya jawab atau debat publik. Setelah menjawab interupsi itu, sidang pun kemudian dibuka.
Sementara itu, ketika Ketua KPU Riau T Edy Sabli menyampaikan sambutan, tiba-tiba listrik mati. Situasi menjadi panik dan gelap gulita. Teriakan dari semua yang hadir menggema memenuhi ruangan. Tidak lama kemudian genset DPRD hidup dan acara kembali dilanjutkan.
Interupsi kembali terjadi. Kali ini disampaikan anggota Komisi D Zulkarnain Nurdin. Politisi PBB ini menyayangkan kenapa sampai pasangan Cagubri tidak menyerahkan visi dan misi yang akan dibacakan pada semua anggota Dewan, mengingat ini penting untuk dokumen Riau lima tahun ke depan.
"Kita menyayangkan hal ini terjadi. Hanya satu pasangan yang menyerahkan visi dan misi ke Dewan. Kenapa yang lain tidak, ini penting untuk Riau lima tahun ke depan. Kalau hanya dibacakan kami khawatir lupa, karena daya ingat manusia terbatas," kata Zulkarnain Nurdin.
Sementara itu, mantan Gubri Saleh Djasit mengatakan, apapun visi misi yang baru saja disampaikan semuanya baik, tinggal bagaimana mengaplikasikan ke kehidupan masyarakat banyak.
"Saya rasa semua visi misi mereka bagus. Tinggal bagaimana mereka mengaplikasikannya," kata Saleh Djasit.
Rapat paripurna ditutup sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah rapat ditutup, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan salat bersama di Masjid Darul Abrar DPRD Riau. Selanjutnya, seluruh pasangan diarak menggunakan mobil dan dikawal ketat oleh petugas keamanan. (zal)

Next > |
---|