Haluan Riau

Tuesday, May 21st

Last update07:53:24 PM GMT

You are here: DAERAH BENGKALIS Pelaku Minta Sejumlah Uang, Mengaku Dokter dan Pemilik Apotek

Pelaku Minta Sejumlah Uang, Mengaku Dokter dan Pemilik Apotek

Aksi percobaan penipuan terhadap para orangtua wali murid yang anaknya sekolah di SD 5 Bengkalis berlanjut, Selasa (30/4). Sejumlah wali murid yang sudah mengetahui aksi itu santai dan tidak menanggapi, namun ada orangtua yang hampir mengirimkan uang jutaan rupiah. Modus yang dilakukan penelpon masih seperti hari sebelumnya. Mereka menghubungi sejumlah orang tua yang anaknya sekolah di SD 5, mengabarkan kalau anaknya sedang cedera parah dan kritis karena terjatuh di sekolah.


Seperti dialami Adi Sutrisno (38), pegawai Kantor Bupati, Selasa (30/4). Sehari sebelumnya, ia juga sempat ditelpon seseorang yang mengabarkan anaknya Azlan terluka parah karena jatuh di sekolah. Sedangkan pagi kemarin, si penelpon kembali menghubungi Adi mengabarkan kalau anak sulungnya Azmi sedang dirawat di RSUD karena terluka parah.


Menyadari kalau informasi yang disampaikan tersebut bohong, Adi pura-pura mempercayai dan terus melayani. Awalnya kata Adi, si penelpon mengaku salah seorang guru SD 5 yang berada di RSUD Bengkalis. pelaku mengatakan kalau Azmi sedang dirawat karena luka parah di kepala saat terjatuh di sekolah.


Lalu pelaku meminta Adi menghubungi dokter yang sedang merawat anaknya. Saat dihubungi di dokter gadungan tersebut mengatakan, kalau anaknya sedang kritis dan membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja di RSUD kehabisan obat yang dibutuhkan dan harus segerea dibeli di apotik.


“Saya disarankan tidak datang ke RSUD, tapi cukup menghubungi pemilik apotik. Karena harus menghubungi nomor lainnya, saya jadi malas melayani. Tapi kemudian saya dihubungi dokter gadungan itu dan menayakan mengapa saya tidak menghubungi pemilik apotik. Aneh saja, kok dia tahu kalau saya belum menghubungi pemilik apotik. Karena kesal, handpone langsung dia matikan,” cerita Adi.


Panggilan Serupa Lain lagi cerita Taufik, salah seorang kerabatnya juga mendapat panggilan serupa. Saat itu pelaku meminta kepada orang tua murid aagar segera mengirimkan uang sebesar Rp 9 juta, karena pihak RSUD harus segera membeli obat di apotik.


“Karena suadara saya ini panik dan kebetulan dia bekerja di Pakning, dia pikir kabar tersebut benar. Dia langsung menuju salah satu ATM, beruntung saat itu ada sesorang yang mengingatkan kalau kabar tersebut tidak benar. Alhamdulillah tak jadi dia kirim duit Rp 9 juta,” cerita Taufik.


Pantauan di SDN 5, para orang tua yang menjemput anaknya di sekolah juga seling bercerita kalau mereka juga menerima panggilan telpon pembohong tersebut. mareka saling mengingatkan untuk tidak mudah percaya dan berharap kabar tersebut dikroscek langsung ke sekolah.


“Sepertinya pelaku bukan orang Bengkalis, soalnya dia tidak tahu kalau jarak SD 5 dan RSUD serta tempat para orang tua murid bekerja itu hanya di sekitar kota ini saja. Jadi kalau terjadi sesuatu terhadap anaknya pastilah dia langsung ke RSUD atau ke sekolah. Hanya saja, dalam kondisi panik seperti itu apapun bisa terjadi, percaya lalu mengirimkan sejumlah uang yang diminta,” kata Misri, salah seorang wali murid. (usman malik)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh