There was a problem loading image /home/haluanri/public_html/images/stories/120807/14-0808--kuansing--rob.gif
There was a problem loading image /home/haluanri/public_html/images/stories/120807/14-0808--kuansing--rob.gif
KUANTAN MUDIK-Sebagian kapal penambangan emas tanpa izin yang menggunakan kapal dan mesin dompeng mulai pindah dari hulu Sungai Kuantan. Mereka menuju sejumlah lokasi penambangan di Kecamatan Gunung Toar. Hal tersebut terlihat pada Selasa (7/8) pagi. Kapal-kapal PETI yang semula beroperasi di hulu Sungai Kuantan di Kecamatan Hulu Kuantan tampak hilir beramai-ramai menuju Kecamatan Gunung Toar. Saat ini, aktivitas PETI marak di sejumlah desa di Kecamatan Gunung Toar, tepatnya di Desa Pulau Mungkur, Teluk Beringin dan sejumlah desa lain di Guntor.
Akibat aktivitas PETI ini, banyak masyarakat berang. Karena, aktivitas itu selain menyebabkan air sungai kotor, juga mengakibatkan bunyi mesin kapal mengganggu ketenangan masyarakat. Demikian diutarakan warga Kecamatan Gunung Toar, Anto. "Masyarakat sudah mulai resah karena adanya kapal PETI yang mulai marak di Guntor," katanya kepada Haluan Riau beberapa hari yang lalu.
Dari informasi yang diperoleh Haluan Riau, mesin-mesin PETI ini sudah lama melakukan aktivitas di kawasan Gunung Toar, tepatnya di sejumlah lokasi pada aliran Sungai Kuantan. Namun, aktivitas ini juga tak pernah ditertibkan, bahkan jumlahnya saat ini sudah mencapai puluhan kapal.\
Penolakan Ketua Ikatan Keluarga Kecamatan Gunung Toar Pekanbaru, Syafrinal, yang dihubungi Haluan Riau, Selasa (7/8), mengatakan, pihaknya telah menyampaikan surat penolakan yang dimasukkan ke Polda Riau belum lama ini. Mereka datang langsung bersama tokoh masyarakat Kuansing dan ninik mamak Gunung Toar.
Sebelumnya, saat pulang kampung beberapa waktu lalu, dari hasil rapat yang digelar IKKG Pekanbaru bersama ninik mamak, tokoh masyarakat, kades, BPD, dan masyarakat, telah dinyatakan penolakan terhadap aktivitas PETI di Kecamatan Gunung Toar, karena bisa mengancam kesehatan cucu kemenakan dan masyarakat Guntor sebagai pengguna air Sungai Juantan. Itu jUga mengancam keberlangsungan habitat di Sungai Kuantan.
"Surat kita telah kita masukan ke Polda Riau untuk menolak adanya aktivitas PETI di Kecamatan Gunung Toar. Kita berharap surat ini bisa ditanggapi dengan serius oleh Kapolda Riau," tegasnya.
Ditambahkannya, "Saat acara Safari Ramadan di Gunung Toar beberapa waktu lalu, kami masih melihat aktivitas ini tetap marak dan ada puluhan kapal yang beroperasi di seberang gunung. Kita sempat menghubungi pihak Kepolisian, agar sama-sama menertibkan kapal PETI ini. Namun jawabannya, biar Kepolisian yang merazia. Tidak lama kita hubungi Kepolisian, aktivitas langsung berhenti. Ini menjadi tanda tanya bagi kami," katanya.
"Padahal, kami bersama ninik mamak, tokoh masyarakat dan masyarakat sudah menolak keberadaan kapal PETI di Guntor. Namun tidak berapa lama, aktivitas kembali marak. Ini menandakan kurang seriusnya penertiban. Kita minta pihak Kepolisian tegas, karena ini sangat mengganggu masyarakat banyak terutama cucu kemenakan kami," imbuhnya. (rob)
Next > |
---|