PASIRPENGARAIAN(HR)-Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu, Sugiarno, menegaskan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau agar merelokasi gajah-gajah liar, Jumat (6/12). Pasalnya kawanan gajah liar ini sering memporak-porandakan kebun masyarakat Rohul. Dijelaskan Sugiarno, sesuai hasil peninjauan yang dilakukan Dishutbun Kamis (5/12) lalu, diketahui 4 gajah liar telah menghancurkan perkebunan warga di beberapa Kecamatan di Rohul. Kawanan gajah tersebut berkeliling di desa-desa yang berdekatan selama dua minggu.
Awalnya kawanan gajah itu datang dari Kepenuhan dan Kepenuhan Hulu. Selang beberapa hari mereka masuk ke Rambah hilir, menyeberang sungai dan berkeliaran seputar Desa Rambah Hilir Tengah, Desa Sempurna Alam, Muara Rumbai Timur, Muara Musu Timur, Surau munai, Sebu Lontong dan Muara Ngamu.
BKSDA, kata Sugiarno, seharusnya turun langsung menyelesaikan persoalan satwa liar itu. Salah satunya yang harus dilakukan yakni relokasi gajah.
"Kalau masalah dana sudah ada dari Pusat. Jangankan masalah gajah, observasi saja sampai triliunan rupiah. Masak untuk dana relokasi gajah saja yang hanya beberapa ekor BKSDA tidak mampu.
Lebih lucunya lagi BKSDA itu tidak mau tahu keluhan masyarakat tersebut," kata Sugiarno.
Ditambahkan Sugiarno, dirinya sudah seringkali menyurati BKSDA agar mencari jalan keluar masyarakat terbebas dari gangguan hama gajah.
"Kalau masalah surat mungkin sudah berlusin disampaikan kepada BKSDA itu, tetapi tidak pernah ditanggapi. Untuk itu BKSDA jangan hanya nongkrong saja di Pekanbaru itu," tegasnya.
Sugiarno mengakui biaya merelokasi gajah mahal. Untuk bius tembak menelan biaya sampai Rp40 juta belum termasuk mobilisasi dan pawang untuk membawa gajah yang jinak untuk pemikat menelan ratusan juta.
Meskipun biaya operasi tinggi, tambah Sugiarno, tapi hal ini tidak bisa ditunda. Kalau tidak direlokasi secepatnya oleh BKSDA akan terjadi bentrok antara masyarakat satu desa dengan yang lain dan antara masyarakat dengan satwa liar itu.(yus)

Next > |
---|