Haluan Riau

Friday, Sep 13th

Last update08:25:53 PM GMT

You are here: PENDIDIKAN Kepsek Bantah Pungut Rp8 Juta Per Siswa

Kepsek Bantah Pungut Rp8 Juta Per Siswa

PEKANBARU-Beberapa hari belakangan ini Haluan Riau menerima pesan singkat dari warga yang mengaku bernama Sulaiman, salah-seorang orangtua siswa yang anaknya tidak diterima di Sekolah Menengah Atas Negeri 12. Menurut SMS itu, sekolah memungut Rp8 juta per siswa untuk masuk lewat belakang. Namun kabar berita itu langsung dibantah Kepsek SMAN 12, Pekanbaru, Yuhasri, Kamis (26/7). Menurutnya, isu tersebut hanyalah fitnah karena ia juga sudah mencari tahu dan menanyakan langsung kepada masing-masing guru dan wali kelas.
"Itu fitnah dan tidak benar. Saya juga sudah dengar isu itu dan sudah saya cari tahu kebenarannya dengan menanyakan kepada guru dan wali kelas murid. Begitu saya tanya, mereka juga tidak tahu," ujarnya.

Menurut dia, selama ini apapun kebijakan yang dibuat di SMAN 12, diketahui Dinas Pendidikan Pekanbaru (Disdik) dan Walikota Pekanbaru. Ia juga mengaku, tidak pernah membuat kebijakan sendiri tanpa mufakat dan musyawarah terlebih dahulu.
Tak hanya itu, ia juga mengakui, sekolahnya tidak pernah sekalipun mematok atau memungut biaya kepada siswa baru yang ingin masuk sekolah.
“Kalau memang ada orangtua tempatan atau yang kurang mampu ingin anaknya sekolah, mereka bisa temui saya langsung dan pasti saya bantu. Pungli itu hanya isu. Prinsip saya adalah menolong, jadi saya tidak akan menghalang-halangi jika ada warga yang ingin anaknya bersekolah,"ungkapnya.
Akui Tambah Siswa Sementara itu, saat ditanyai terkait jumlah kuota 32 per kelas yang naik menjadi 38 orang, Yuhasri mengatakan, dalam penerimaan siswa baru tahun ini, SMAN 12 memang ada menambah kuota penerimaan siswa per kelasnya.

Namun itu juga dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Walikota Pekanbaru. "Kalau untuk penambahan kuota dari 32 menjadi 38 orang per kelasnya, saya sudah pernah mengajukan surat ke Walikota. Wako juga menyetujuinya asalkan warga tempatan dan warga miskin ada yang terbantu,"imbuhnya.
Dijelaskannya, isu tentang pungli itu memang sudah sepekan ini didengarnya. Bahkan, Yuhasri menuturkan secara langsung ia pernah mendapatkan SMS atau pesan singkat dari sebuah nomor seluler yang tidak dikenalnya. Dalam pesan singkat itu, tertulis seseorang yang mengaku wali murid yang tergolong kurang mampu dan ingin menyekolahkan anaknya di SMAN 12.

Namun dalam pesan singkat dikatakan lagi, seseorang tersebut tak mampu menyekolahkan anaknya akibat harus membayar uang Rp8 juta. Begitu melihat isi pesan yang mengagetkan itu, Yuhasri pun bergegas menelponnya. Namun sayang, setelah berkali-kali di telpon yang bersangkutan sama sekali tak mengangkatnya.
"Saya pernah mendapatkan SMS yang berisi seorang wali murid ingin memasukkan sekolah anaknya ke SMAN 12, tetapi karena tak ada biaya akibat isu pungli itu, ia tak jadi menyekolahkannya. Saat itu juga saya sudah menelpon nomor tersebut, tapi sama sekali tak diangkat. Saya juga tidak mengenal nomornya," ucapnya.(gangsar)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh