Haluan Riau

Thursday, Dec 05th

Last update04:16:18 AM GMT

You are here: PEKANBARU ZONA PEKAN Ratusan Mahasiswa Tuntut Transparansi UKT

Ratusan Mahasiswa Tuntut Transparansi UKT

Pekanbaru (HR)-Ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Senin (2/12), melakukan aksi demonstrasi menuntut transparansi penetapan Uang Kuliah Tunggal.

Demonstrasi yang digelar di depan Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Riau (UR) ini diawali dengan orasi dari sejumlah mahasiswa. Tak lama berorasi, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan Fekon UR, Vince Ratnawati, menemui para pendemo. Vince mengajak perwakilan mahasiswa dan BEM untuk melakukan dialog di salah satu ruangan di Dekanat FE. Vince ingin menjelaskan kepada mahasiswa tentang penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sayang, tawaran tersebut ditolak mahasiswa.
Seluruh mahasiswa Fekon yang berorasi menuntut supaya penjelasan penetapan itu disaksikan secara bersama. Setelah melakukan perundingan yang alot, akhirnya Vince beserta staf Dekan lainnya menyetujui untuk mengadakan dialog terbuka di ruang yudisium per jurusan. Untuk dialog pertama dilakukan bersama mahasiswa jurusan manajemen pada Rabu (4/12) besok.
Tidak puas berorasi di depan Kantor Dekanat Fekon, para mahasiswa yang bergabung dalam aliansi mahasiswa Fekon UR ini melanjutkan aksi ke halaman depan Rektorat UR. Kali ini massa yang hadir bertambah banyak.
Di teras Rektorat, tiga orang mahasiswa melakukan aksi teatrikal yang mengilustrasikan UKT selangit, sehingga orang miskin mengemis untuk bisa kuliah. Namun pihak yang memberi kebijakan tetap tertawa terbahak dan tidak peduli. Aksi ini cukup menghibur dan memberikan pesan yang sangat mendalam.
Ratusan
Budiman, Ketua Badan Legislatif Mahasiswa Fekon menyatakan, aksi demo ini bukan yang pertama kali. "Jika tuntutan mahasiswa agar penetapan UKT transparansi tidak dilakukan, aksi demo akan berlanjut," tegasnya.
Untuk meredam aksi mahasiswa, Pembantu Rektor II UR  Yanuar, mencoba berdialog dengan mahasiswa. Awalnya Yanuar hanya menyepakati satu dari empat tuntutan mahasiswa yaitu tetapkan UKT golongan I dan II Fekon. Namun, mahasiswa menolak karena masih ada tiga tuntutan yang belum disepakati, yakni, perjelas mekanisme penetapan golongan UKT, menuntut Rektorat buat kebijakan untuk mahasiswa tidak mampu di golongan IV dan V, dan keempat perombakan dan pendataan ulang pembagian golongan UKT di Fekon UR.
Setelah didesak dan para demonstran tidak mau beranjak dari depan Rektorat UR, akhirnya Yanuar menandatangani kesepatakan bersama mahasiswa. Yanuar mengajak mahasiswa untuk tidak lagi berorasi dan belajar untuk menghadapi ujian semester yang akan segera berlangsung.
"Mahasiswa yang melakukan pembohongan publik, mengaku tidak mampu padahal dia orang yang berada, maka mahasiswa tersebut akan di-drop out dari Universitas Riau," tegas Yanuar.
Terpisah sebelumnya, Pembantu Dekan Fekon UR Vince Ratnawati saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, "Tidak usah ada UKT, pengelolaannya pusing."
Ia juga menjelaskan, ini baru tahun pertama adanya UKT. Kurangnya sosialisasi menjadi kendala dalam pendataan pelaksanaan UKT itu sendiri.
"Proses birokrasi tidak sulit, mahasiswa tinggal menyerahkan data lengkap dan langsung disurvei ke lapangan. Subsidi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) ada, namun tidak mencukupi," jelasnya.
Vince menambahkan, masih ada pilihan lain selain UKT, yakni beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu. Namun ada masalah lain yang ditimbulkan. Pada saat ini proses untuk mengurus surat miskin sangat mudah, hampir semua orang punya surat miskin, termasuk orang-orang mampu.
Dalam menanggapi aksi mahasiswa tersebut, Vince menyatakan, itu bagus selagi tidak anarki dan menjaga etika, sehingga segala ketimpangan bisa dengan cepat diperbaiki. (tomi saputra)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh