Sabah-Kesultanan Sulu bersikeras wilayah Sabah di Malaysia adalah milik mereka, berdasarkan data historis dan berbagai dokumen. Pihak Sulu bahkan mengatakan Malaysia telah membayar sewa Sabah pada mereka, yang dibuktikan dengan selembar cek. Juru bicara Kesultanan Sabah, Abraham Idjirani, mengatakan sikap Malaysia yang berusaha mengusir orang-orang mereka dari Lahad Datu, Sabah, itu salah besar. Menurutnya, Sabah adalah milik mereka dan Malaysia tidak berhak atasnya.
Diberitakan ABC CBN News, Kamis (21/2), Idjirani menunjukkan beberapa dokumen yang men klaim Sulu atas Sabah. Dia juga menyertakan selembar cek 69.700 peso atau sekitar Rp16,6 juta, sebagai pembayaran sewa Sabah dari Malaysia."Ini adalah cek yang dibayarkan oleh Kedutaan Besar Malaysia di Filipina. Nilainya setara 69.700 peso, untuk luas 77.699 kilometer persegi," katanya.
Wilayah Sabah dulu dikuasai oleh Kesultanan Sulu setelah diberikan oleh Sultan Brunei sebagai balas jasa atas bantuan Sulu mengatasi pemberontak. Tahun 1878, Sulu menyewakan wilayah Sabah pada perusahaan British North Company Inggris yang menjajah Malaysia.
Saat Malaysia merdeka tahun 1963, sewa Sabah dialihkan dari pemerintah Inggris ke Malaysia. Tahun 1962, Kesultanan Sulu memberikan mandat pada Presiden Filipina Diosdado Macapagal untuk negosiasi terkait Sabah yang mereka miliki.
Sejak saat itu disepakati, Kuala Lumpur harus membayar sewa tahunan 5.300 ringgit atau 69.700 peso kepada pewaris tahta Kesultanan Sulu.
Namun tahun 1989, kata Idjirani, peran Filipina untuk bernegosiasi atas nama Sulu dicabut oleh Sultan Jamalul Kiram III. Dia mengatakan, pemerintah Malaysia tidak ingin isu ini dibesarkan, karena yang diberikan kepada Malaysia bukanlah gelar berdaulat.
Dia juga menunjukkan dokumen pembayaran senilai 73,040.77 peso (Rp17,4 juta) kepada Kiram pada 16 April 2003 sebagai pembayaran sewa pada pewaris Kesultanan Sulu tahun 2002. (viv/ivi)

Next > |
---|