Haluan Riau

Tuesday, May 21st

Last update07:53:24 PM GMT

You are here: NEWS GAGASAN Polemik UN dan Badai Pendidikan Nasional -Habis

Polemik UN dan Badai Pendidikan Nasional -Habis

Lalu bagaimana dengan daerah pedalaman? Seyogyanya kita mengetahui kondisi pendidikan di daerah pedalamana. Kita juga tau tingkat kesulitan UN dari tahun ke tahun relatif tinggi. Sangat tidak logis jika jenis soal UN kota disamakan dengan daerah pedalaman mengingat terpuruknya pendidikan di daerah pedalaman sana. Determinasi baik tidak disertai dengan pemikiran dan metode yang baik dari pemerintah. Melihat fenomena ini, wajar saja jika peraih nila terbaik dan jumlah peserta didik yang lulus didominasi oleh sekolah-sekolah di daerah maju. Sementara  para siswa di daerah pedalaman? Kondisi sekolah saja masih sangat memprihatinkan, sangat tidak logis jika mereka dapat belajar dengan baik di sekolah dengan kondisi seperti itu.
Titik kesalahan sebenarnya ada pada desentralisasi rancu dari pemerintah. Kita memang telah otonom, namun tetap saja APBD daerah diatur oleh pusat. Sehingga APBD terbesar tetap milik daerah di Jawa. Belum lagi pemangkasan anggaran di pusat, daerah, hingga desa. Anggota DPR pusat Indonesia, Wa Ode Nurhayati, pernah mengungkapkan kebengisan oknum-oknum di DPR. APBN yang belum disepakati saja sudah dipangkas, setelah disepakati lalu dipangkas lagi. Dan kemudian ketika diserahkan ke daerah APBD itu dipangkas lagi. Lalu untuk rakyat mana?
Tidak adanya pemerataan pembangunan di Indonesia menyebabkan bobroknya sistem. Desentralisasi ini masih ambigu. Menanggapi fenomena seperti ini seharusnya Kemendikbud juga harus memosisikan diri. Sistem yang ideal harus disesuaikan dengan hukum positif. Jika kondisinya seperti itu, sangat tidak mungkin jika daerah pedalaman diharuskan mencapai target kelulusan yang sama seperti di daerah-daerah besar. Ini yang diskriminatif. Sebuah pencerahan dan kritik terhadap pemerintah di seberang sana, di singgasana buatan rakyat namun sang penguasa singgasana lupa siapa yang membuat singgasana itu.
Terakhir, mari kita jadikan momen pendidikan nasional ini sebagai sebuah hari di mana seluruh lapisan masyarakat memiliki intensi untuk merubah bangsa ini melalui ilmu dan kearifan lokal yang nantinya akan memajukan negara Republik Indonesia ini. Hari pendidikan ialah hari di mana kita diingatkan tentang akbarnya peran pendidikan dan esensialnya pendidikan dalam setiap aspek kehidupan. ***
                 Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unri

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh