Haluan Riau

Friday, Oct 12th

Last update05:00:00 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Ribuan Tas JCH Tertinggal

Ribuan Tas JCH Tertinggal

MADINAH-Akibat kapasitas bagasi terbatas dan larangan membawa barang bawaan dalam bus, ribuan tas dan barang bawaan jamaah haji Indonesia  masih tertinggal di Madinah. "Ada sekira 1.715 barang bawaan jamaah yang masih tertinggal di Madinah, ketika jamaah haji sudah pergi ke Makkah," ujar Sekretaris Daerah Kerja Madinah Mohammad Sofwan Abdul Djani, Rabu (10/10).
Sofwan mengatakan, barang bawaan yang tertinggal itu setidaknya berasal dari sekira 20 kloter. Hal ini dipicu oleh keterbatasan kapasitas bagasi angkutan bus Abu Sharhad yang ditugaskan untuk mengangkut jamaah haji dari Madinah ke Makkah. Selain itu, ada pula larangan agar jamaah tidak membawa masuk barang bawaan dalam bus.

"Sebagian besar memang berasal dari angkutan bus Abu Sharhad," kata Sofwan.
Sofwan menuturkan, dari jumlah itu ada puluhan tas besar yang tertinggal dan sisanya adalah tas bawaan atau tentengan. Sayangnya, justru tas bawaan jamaah itu yang banyak dijadikan tempat jamaah untuk menyimpan barang berharga.
 
Sofwan membantah kemungkinan tas bawaan jamaah yang terlalu banyak sehingga menyulitkan pengangkutan. Menurut dia, jamaah haji masih menggunakan tas yang sama dari pemerintah. Dalam arti, tidak ada kelebihan barang bawaan jamaah. "Yang seringkali jadi masalah adalah karena adanya larangan tidak boleh ada tas bawaan dalam bus," ujarnya.

Untuk mengatasi ini, pihak Daker Madinah mengerahkan empat mobil operasional, termasuk menyewa angkutan dan meminta bantuan dari Teknis Urusan Haji Jeddah. Sofwan memastikan, barang bawaan itu akan segera diserahkan pada jamaah yang bersangkutan.

Sofwan menegaskan pihaknya telah memprotes kebijakan yang dinilai merugikan kepentingan jamaah seperti urusan tas tertinggal itu. "Realisasinya, selalu ada saja masalah ketinggalan tas jamaah," lanjut dia.

Dia berharap, pada pelaksanaan ibadah haji tahun depan, kejadian serupa tidak terulang lagi. "Kami akan melakukan nego ulang atau kontrak dipertegas lagi sehingga seluruh tanggung jawab dibebankan pada naqabah," tegas Sofwan.

Ikut Terbakar

Sebelumnya, dalam pertemuan Senin (8/10) malam, pihak Ummul Qura menyatakan paspor jamaah berhasil diselamatkan. Namun nyatanya, pihak Muasasah Asia Tenggara melaporkan pada Selasa (9/10), bahwa seluruh paspor jamaah rombongan 5 kloter 13 embarkasi Ujungpandang terbakar.

Seperti dikabarkan sebelumya, Bus Ummul Qura yang mengangkut jamaah calon haji Indonesia dari Madinah ke Makkah terbakar di 25 kilometer sebelum cek poin Jumum, Senin (8/10) sekitar pukul 16.30 waktu Arab Saudi. Peristiwa terbakarnya bus itu menghanguskan seluruh koper calon jamaah haji yang disimpan di atap bus. Tak ada korban jiwa dan luka akibat peristiwa itu.

Parpor yang ludes terbakar segera diurus oleh Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, dengan mengurus surat perjalanan laksana paspor (SPLP) ke Konjen RI di Jeddah. Pihaknya meminta agar jamaah tak khawatir, karena SPLP akan segera beres.

Seperti diberitakan Media Informasi Ditjen Penyelenggaraan Haji & Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) melalui perwakilan Daerah Kerja Mekkah telah membelikan pakaian untuk calon jemaah haji (calhaj) Indonesia, karena koper yang berisi pakaian mereka terbakar dalam peristiwa kebakaran yang menimpa bis yang membawa mereka dari Madinah menuju Mekkah. “Kami telah membelikan pakaian untuk mereka (calhaj),” kata Direktur Pelayanan Haji dan Umrah Kemenag Ny. Sri Ilham Lubis dalam pesan singkatnya, Selasa sore.

Ia mengatakan, jamaah juga mendapat uang kerahiman sebesar 1.000 riyal, atau Rp2,5 juta (asumsi kurs 1 riyal sama dengan Rp2.500,-) untuk 47 calhaj rombongan kelima sudah diberikan Syarikah Ummul Qura sesaat calhaj sampai di pemondokan.

Sebelumnya, Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, mendesak perusahaan bus Umul Quro membayar ganti rugi kepada jamaah. Sebab, peristiwa terbakarnya bus tersebut telah menghanguskan seluruh koper dan tas jamaah yang disimpan di atap bus.

‘’Kami akan menuntut ganti rugi, karena jamaah telah kehilangan koper dan tas mereka,’’  ujar Arsyad.  Menurut dia, jamaah calon haji Indonesia yang tas dan kopernya hangus harus mendapat ganti rugi dari pihak perusahaan bus.

Sementara, Komisi VIII DPR RI menyesalkan musibah terbakarnya bus yang mengangkut 47 calon jemaah haji (calhaj) asal Indonesia dari Madinah ke Mekkah, Senin 8 Oktober sore. Komisi VIII meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk memfasilitasi pengurusan penggantian rugi calhaj rombongan 5 kloter 13 Ujung Pandang dan memperhatikan kelaikan bus yang disewa untuk calhaj Indonesia.

“Syukur alhamdulillah semua calhaj yang menjadi penumpang bus Hafil selamat dari musibah kebakaran, Senin (8-10). Seluruh kerugian yang dialami calhaj harus diganti. Dan ini tugas Kemenag melalui Daker Mekkah untuk mengurus ke perusahaan bus yang mengangkut calhaj Indonesia itu,” kata Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Hakim, dalam rilisnya kepada Okezone, Rabu (10/10).

Seperti diketahui, bus yang mengangkut Jamaah calon haji rombongan 5 kloter 13 embarkasi Ujungpandang terbakar saat menuju ke Tanah Suci Makkah, Senin sore. Sebagai ganti rugi, perusahaan bus Ummul Qura hanya memberi santunan sebesar 1.000 riyal untuk 47 jamaah yang berada di bus itu.

Hakim menilai santunan yang diberikan perusahaan bus tersebut tidak cukup menggantikan kerugian yang diderita calhaj Indonesia karena seluruh koper bawaan mereka habis terbakar. Untuk itu, Hakim mendesak agar santunan ganti rugi yang diberikan kepada penumpang bus dihitung sesuai dengan kerugian yang diderta mereka.

"Jangan hanya santunan saja, tapi harus diperhitungkan benar. Kasihan jika mereka terpaksa menanggung kerugian sementara santunan yang diberikan hanya sebesar 1.000 riyal untuk 47 jemaah," kata Hakim.

Sementara itu, untuk menghindari kecelakaan ini terulang, Kemenag diminta untuk  memperhatikan kelaikan bus pengangkut calhaj yang akan disewa. Hakim juga meminta Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah, Misi Haji Indonesia di Arab Saudi untuk menyelidiki kecelakaan ini. Jika kecelakaan terjadi karena bus tidak laik, Hakim meminta Kadaker Mekkah mengambil langkah preventif ke depan agar tidak kecelakaan serupa tidak terulang.

"Kelaikan bus untuk menganggakut calhaj harus diperhatikan karena ini menyangkut keselamatan calhaj. Jadi, sekali lagi kami meminta kepada Kemenag untuk benar-benar memeriksa kelaikan bus-bus pengangkut jemaah ini," kata Hakim. (okz/voa/don)

Add comment


Security code
Refresh