Haluan Riau

Saturday, Jul 27th

Last update09:43:27 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA SBY Marahi Menteri

SBY Marahi Menteri

JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah besar pada Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Tak hanya Wirjawan, Menteri Pertanian Suswono dan Kabulog Sutarto Alimuso pun kena semprot karena dinilai tak mampu mengendalikan harga-harga bahan pokok yang terus meroket.

Presiden mengungkapkan kemarahannya saat berpidato dalam rapat terbatas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (13/7).
SBY mengingatkan sebagai pimpinan suatu instansi semestinya seseorang harus memiliki kesadaran krisis (sense of crisis), kesadaran akan situasi darurat (sense of urgency), kesadaran tanggung jawab (sense of responsibilities).
"Daging sapi, instruksi saya sudah jelas. Wapres dan Menko Perekonomian juga sudah jelas tapi implementasinya lama. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujarSBY kesal.
SBY ingin rapat kali ini harus berorientasi pada aksi dan tidak ada lagi berwacana. "Harus ada perubahan. Ingat kebakaran di Riau, begitu kita all out dan tidak tunggu maka cepat sekali dalam waktu 1 minggu hampir selesai dan bisa," tuturnya.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengakui jika pada saat rapat terbatas Sabtu siang di Lanud Halim Perda nakusuma, Presiden SBY dalam kondisi marah besar.
Kemarahan ini diakui oleh Julian buntut dari kasus kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta dan lonjakan tinggi harga daging sapi di pasaran.
"Benar, beliau sebagaimana disampaikan memang merasa sangat tidak nyaman khususnya atas dua hal yang hari menjadi pembahasan dalam rapat terbatas mengenai harga daging sapi dan penanganan Lapas Tanjung Gusta, Sumut," ujar Julian di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin.
Julian mengatakan, dalam rapat terbatas itu Presiden SBY langsung mengeluarkan instruksi kepada seluruh menteri untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut. Bahkan, Presiden dalam beberapa hari ke depan menunggu progres dari instruksi tersebut.
"Tidak boleh terjadi suatu kemandekan semua sektor masing harus sinergi, untuk bisa melahirkan suatu kebijakan yang tepat dan dibutuhkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Julian menambahkan, dalam kedua kasus yakni insiden Lapas Tanjung Gusta dan lonjakan tinggi harga daging sapi cukup membuat Presiden harus turun tangan kembali karena penanganannya dinilai lamban.
"Pada dua kasus ini itu yang dilihat dan dirasakan oleh presiden. Pembahasan daging sapi selayaknya sudah dibahas sejak beberapa waktu lalu, lebih dari sebulan lalu artinya penanganan begitu lambat koordinasi di lintas kementerian. Jadi sudah diarahkan presiden agar implementasinya bisa dirasakan," ungkapnya.
Pasok 3 Ribu Ton
Seperti diketahui, harga daging sapi saat ini sangat tinggi mencapai sekitar Rp120.000 per kilogram. Untuk menurunkan harga ini, Perum Bulog berencana akan memasok sebanyak 3 ribu ton daging sapi melalui impor.
Sekitar 200 ton di antaranya akan didatangkan lewat udara dan seribu ton lainnya didatangkan melalui jalur laut. Sementara sisanya belum diputuskan akan didatangkan lewat jalur mana.
"Paling tidak 200 ton dulu, sehingga sebagian masyarakat sudah bisa menikmati harga daging yang lebih murah," kata Kabulog Sutarto Alimuso.
Bulog memastikan perizinan karantina bandara dari kementerian pertanian segera didapat sehingga sudah bisa mengimpor 200 ton daging sapi pada pekan depan.
Menteri Pertanian Suswono mengakui kelambanan pihaknya dalam mengeluarkan izin Karantina untuk daging sapi impor. Alasannya, Kementan sedang mencari celah aturan untuk itu lantaran Bulog sudah lama tidak mengimpor daging.
"Karena dagingnya masuk Soekarno-Hatta, maka ini perlu izin instalasi karantina bandara. Untuk izin ini kita ingin mempercepat Bulog tanpa harus melanggar aturan, seharusnya selesai hari inilah," harap Suswono. (rpc/inc/ral)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh