Banyak hal unik dilakukan masyarakat saat menunggu buka puasa tiba. Seperti dilakukan sekelompok pemuda Desa Lubuk Terap, Kecamatan Bandar Petalangan. Begitu petang mulai mengambang, mereka Bagasing. Ary Aditya Pratama, salah satu remaja yang masih duduk di bangku kelas satu SMAN 1 Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras. Usai pulang sekolah dan menyempatkan sesaat membantu orang tua di rumah, pada sore hari Ary dan kawan-kawan baru melanjutkan permainan Bagasing hingga menjelang datang beduk berbuka puasa.
"Usai pulang sekolah, kemudian membantu pekerjaan orang tua di rumah, baru dilanjutkan dengan bermain gasing bersama dengan teman-teman di tanah lapangan yang tak jauh dari rumah," ujar remaja 15 tahun itu, Senin (15/7).
Selain Ary, terlihat juga Wahyu Agung Dwi Putra, Tampaludin, Yoga beserta pecandu gasing lainnya yang terlibat permainan khas suku Petalangan, Kabupaten Pelalawan itu.
Dituturkan Wahyu, pelajar yang duduk di bangku kelas satu MTs Al-Qosimiyah Sorek Satu itu, permainan Gasing adalah warisan nenek moyang zaman dahulu kala, hingga kini setidaknya masih digemari oleh kaum remaja.
"Permainan ini bisa dimainkan oleh semua kalangan, baik orang tua, anak-anak hingga remaja. Biasanya kami bermain menjelang datangnya waktu berbuka. Permainan gasing ini ada beberapa kategori, yakni main pical-picalan dan main raja tenggek," jelas Wahyu.
Dijelaskannya, bahan baku permainan berputar itu menggunakan bahan dari kayu yang keras atau disebut juga kayu teras. Permainan gasing bisa juga dilakukan berkelompok. Bisa 2 lawan 2 atau 4 lawan 4. Tergantung kebutuhan atau teman yang ikut bermain. Selanjutnya, ada posisi yang kalah dan menang.
"Yang kalah dalam permainan ini adalah menahan gasing (pical), kemudian gasing diputar menggunakan tali alit yang terbuat dari kulit kayu terap. Kemudian, pihak yang menang menengka (mengadu) dengan gasing miliknya ke gasing milik lawan yang kalah tersebut. Dari hasil gasing yang diadu itu, untuk menentukan pihak mana yang menang ditentukan berdasarkan putaran gasing pihak mana yang lama masa berputarnya," terang pelajar yang selalu menyabet peringkat satu semasa di SD itu.
Bermain gasing kiranya sangat mengasyikkan dan bukan tak mungkin bisa lupa waktu. Terkadang tanpa disadari, tengah asyiknya bermain, tak jarang para remaja yang mengisi waktu luang sebelum datangnya waktu berbuka, azan magrib telah berkumandang. Barulah permainan dihentikan. Dengan catatan pihak yang kalah mesti melanjutkan permainan keesokan harinya.(zul)

Next > |
---|