TALUKKUANTAN- Dihadiri sejumlah elemen masyarakat, utusan ormas, LSM, tokoh masyarakat, pemuda dan pelajar, Senin (29/4), Lembaga Studi Informasi, Komunikasi dan Pers Kuantan Singingi menggelar dialog pencegahan dini konflik komunal akibat kemajemukan dan fanatisme SARA, Taluk Kuantan. Dialog dibuka Kabid Politik Badan Kesbangpolinmas, Mulyadi Haroen, yang disisi lain mengatakan, hampir semua daerah memiliki potensi konflik. Salah satu yang sering menjadi pemicu konflik adalah kondisi kemajemukan dan kecemburuan sosial.
                        Untuk itu, antisipasi  menggalang program pencegahan secara dini  perlu dilakukan. Ada beberapa konflik yang sempat terjadi di Kuansing seperti konflik antara masyarakat Kenegerian Cengar dengan PT Tri Bakti Sarimas, konflik masyarakat Kenegerian Teratak Air Hitam dengan Kenegerian Simandolak dan konflik antara masyarakat Muara Lembu dengan masyarakat eks transmigrasi.
                        "Untuk masa yang akan datang, kita harapkan konflik-konflik yang telah terjadi  tidak terulang lagi. Sehingga perlu antisipasi sejak dini adanya  potensi konflik tersebut," terangnya.
                        Sementara, Ketua Panitia Pelaksana, Noprio Sandi,  menyampaikan  maksud dan tujuan kegiatan ini  antara lain  memberi pemahaman kepada masyarakat terhadap kemajemukan, sehingga masyarakat bisa  mengetahui potensi konflik di tengah masyarakat.
                        Adapun nara Sumber  yaitu Kabid Politik, Mulyadi Harun,  Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang disampaikan Ustad Mulkan M Sarin, serta  Ketua paguyuban Persatuan Jawa Kuansing  yang disampaikan  Alfredo Hariadi. (uta)
 
                          
                        | Next > | 
|---|
 
 









