PEKANBARU-Perguruan karate Lemkari akhirnya keluar sebagai juara umum Kejuaraan Kota Forki Pekanbaru 2013 setelah mengumpulkan 11 emas. Inkai yang sempat memimpin perolehan medali sementara, harus puas di peringkat kedua dengan 10 emas.
Sementara Inkanas dan Tako sama-sama mengoleksi tujuh emas disusul KKI dan Shotokai dengan tiga emas. Di bawahnya ada Inkado yang mengumpulkan satu emas sementara satu perguruan lainnya, Amura gagal mendapatkan medali emas.
Kejurkot ini awalnya akan mempertandingan 56 nomor, namun hanya 43 nomor yang dihitung perolehan medalinya. Pasalnya, 23 nomor lainnya tidak memenuhi kriteria seperti peserta hanya dua orang. Disamping itu nomor kumite beregu tidak dipertandingkan.
"Kejurkot Forki Pekanbaru sudah berakhir dengan Lemkari sebagai juara umumnya. Selanjutnya, kita akan mempersiapkan tim untuk Kejurda Forki pada Mei mendatang," kata Ketua Umum Forki Pekanbaru, H Afrizal Usman kepada Haluan Riau, Senin (29/4) di Pekanbaru.
Afrizal menyebutkan Kejurkot tersebut merupakan ajang seleksi bagi Forki Pekanbaru untuk membentuk tim Forki Pekanbaru di Kejurda Forki. Setelah Kejurkot berakhir, pihaknya akan melakukan pemilihan tim untuk menjadi tim inti.
"Kita akan melakukan pemilihan atlet. Tidak semua karateka yang mendapat emas di Kejurkot ini akan menjadi tim inti. Karateka yang berpeluang meraih medali lah yang akan kita masukkan sebagai tim inti," kata anggota DPRD Pekanbaru dari partai Golkar ini.
Pertanyakan
Pada kesempatan itu, Afrizal mempertanyakan sistem Kejurda Forki Riau pada Mei mendatang itu. Pasalnya pada Kejurda tersebut perguruan-perguruan karate yang ada juga diperbolehkan mendaftarkan atletnya.
"Selama ini tidak pernah perguruan karate yang dilibatkan. Hanya pengcab-pengcab Forki kabupaten dan kota yang bertanding. Sekarang untuk pertama kalinya Pengprov perguruan ikut," katanya.
Hal itu, menurut Afrizal akan bisa menimbulkan tumpang tindih dalam pengiriman atlet. Pasalnya, atlet-atlet pengcab kabupaten dan kota berasal dari perguruan-perguruan yang ada.
"Bisa jadi nanti akan terjadi perebutan atlet antara pengcab dengan perguruan. Untuk itu, kebijakan panitia Kejurda mesti ditinjau kembali," kata Afrizal.

Next > |
---|