Haluan Riau

Friday, Dec 13th

Last update04:22:19 AM GMT

You are here: SPORTS SKOR Ruang sayap kanan kosong

Ruang sayap kanan kosong

Munich(HR)-Catatan tak pernah kalah Bayern Munich bersama Josep Guardiola akhirnya terhenti. Hasil laga melawan Manchester City di Liga Champions menyudahi catatan tak terkalahkan Die Roten usai 24 laga. Satu awal buruk sempat dilakoni Bayern bersama Guardiola saat kalah dari Borussia Dortmund dalam laga memperebutkan Piala Super Jerman pada 27 Juli lalu. The Bavarian kalah 2-4 dalam pertandingan yang berlangsung di Signal Iduna Park itu.
Setelah kekalahan itu, Bayern langsung mampu bangkit. Saat melakoni laga babak pertama Piala Jerman pada 6 Agustus lalu, BSV Rehden mereka hajar dengan skor akhir 5-0.
Usai laga itu, Bayern pun lantas tak pernah kalah dalam 23 pertandingan berikutnya. Baik itu di Bundesliga, Piala Jerman, Piala Super Eropa dan Liga Champions. Bayern sukses memetik lima kemenangan sebelum melakoni laga matchday VI kompetisi kasta tertinggi antar klub Eropa itu.
Rentetan hasil bagus itu akhirnya terhenti di laga melawan City, Rabu (10/12) pukul 02.45 WIB. Sempat unggul dua gol berkat gol Thomas Mueller dan Mario Goetze, Bayern harus takluk dengan skor 2-3 setelah City membalas lewat David Silva, Aleksandar Kolarov, serta James Milner.
Laga yang berlangsung di Allianz Arena ini berjalan menarik meskipun tempo pertandingan tidak tinggi. Adu taktik antara Pep Guardiola dan Manuel Pellegrini menjadi poin yang membuat pertandingan berjalan dengan seru.
Apalagi, kedua tim bermain dengan gaya yang nyaris sama. Terlebih setelah City tertinggal dua gol, kesamaan gaya permainan kedua tim terasa lebih kentara.
Namun Pellegrini cukup cerdik memanfaatkan situasi. Pellegrini mampu membalikkan keadaan dengan cara merenggangkan jarak antara lini pertahanan dengan para gelandang-penyerang. Hasilnya cara itu pun terbukti ampuh. City mampu menyelesaikan dua tugas secara bersamaan dengan baik, yaitu bertahan dengan memotong bola-bola panjang lewat 4 bek sejajar dan menyerang dengan membiarkan para gelandang dan penyerangan untuk berada pada sepertiga area serangan.
Disiplinnya City dalam menjaga kedalaman garis pertahanan turut menjadi faktor penting dalam meredupnya serangan Bayern. Bola yang semula dialirkan langsung ke sisi sayap mampu diantisipasi dengan baik.
Berbaliknya kondisi tersebut gagal direspon dengan baik oleh Pep Guardiola. Pep dibuat seakan kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Sisi sayap terus menjadi sisi yang paling diandalkan untuk menyerang hingga akhir laga.
Masuknya Javi Martinez dan Xherdan Shaqiri pun seolah tidak mengubah kondisi apapun. Bayern masih tetap saja bermain dengan menumpuk pemain di tengah tanpa melakukan pressing yang cukup ketat di sisi sayapnya.
Hasilnya tiga gol yang dilesakkan City dalam satu laga itu merupakan yang pertama dalam 10 pertandingan terakhir Bayern di Liga Champions. Sebelumnya, Bayern hanya kebobolan tiga kali dalam 10 di laga kompetisi Eropa.(dtc/esi)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh