PEKANBARU-Tingginya biaya untuk masuk ke perguruan tinggi negeri menjadi keluhan masyarakat menegah ke bawah. Seperti halnya fakultas kedokteran Universitas Riau, jika ingin memasuki fakultas tersebut, masyarakat harus menyiapkan dana jaminan sebesar Rp26 juta. Hal ini menjadi perhatian anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Darnil. Kepada wartawan Kamis (21/2). Dia meminta agar pemerintah dapat memperhatikan keluhan masyarakat ini.
"Mereka mampu dalam segi kemampuan dan prestasi, namun ketika dihadapkan dengan biaya tersebut tentunya harapan untuk mengenyam pendidikan ini tentu harus berpikir dua kali. Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mencarikan solusinya,"ujar Darnil.
Dikatakan Darnil, hal ini sesuai dari laporan masyarakat yang disampaikan kepada dirinya oleh salah seorang warga yang mengeluhkan mahalnya biaya masuk ke perguruan tinggi Kebidanan di Universitas Riau (UR). Untuk masuk ke perguruan tinggi Jurusan Kebidanan, masyarakat harus merogoh kocek Rp26 juta sebagai uang jaminan.
"Informasi yang masuk kepada saya, masyarakat yang anaknya ingin masuk kuliah Kebidanan harus membayar Rp26 juta sebagai uang jaminan dan mendapatkan nomor PIN pendaftaran, untuk formulir Rp250 Ribu, sementara di fakultas lainnya membayar Rp7 juta dan ini sangat memberatkan masyarakat kita yang ekonominya menengah ke bawa," ungkap Darnil.
Politisi Partai Hanura ini juga menambahkan, jika universitas negeri saja biayanya sudah sebesar itu, maka dipastikan di universitas swasta akan lebih mencekik lagi, dengan begitu masyarakat tak bisa memilih dan harus memenuhi pembayaran tersebut.
Jadi mampu dalam prestasi atau bidang ilmu namun tidak mampu dari segi materi tentunya harpan masyarakat miskin juga akan sirna jika hal ini terjadi. Artinya kalau tidak mampu mau kemana lagi, kita minta agar pemerintah memperhatikan masalah biaya di universitas negeri di Riau ini. Agar masyarakat yang anaknya berprestasi dapat menikmati jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa diberatkan dengan biaya.
Selain itu selama ini pemerintah telah menganggarkan 20 persen untuk pendidikan dari dana APBN, namun kenyataanya, biaya pendidikan untuk fakultas faforit ini masih saja memberatkan masyarakat,"imbuhnya mempertanyakan.

Next > |
---|