Vatikan-Pertama kalinya sejak mengumumkan pengunduran dirinya, Paus Benediktus XVI muncul di depan publik Vatikan. Paus pun menyampaikan bahwa dirinya memutuskan mundur "demi kebaikan Gereja". Hal tersebut disampaikan Paus hari ini di depan ribuan jemaat yang memenuhi auditorium Paul VI di Vatikan. Ini merupakan acara audiensi mingguan Vatikan bagi Paus.
Di depan audiens, Paus mengulang apa yang telah disampaikannya di depan para kardinal pada Senin, 11 Februari lalu. Bahwa dirinya mundur karena merasa tidak lagi punya kekuatan untuk menunaikan tugas-tugasnya, mengingat usianya yang telah lanjut.
"Saya melakukan ini dalam kebebasan penuh demi kebaikan Gereja," ujar pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/2).
Paus pun meminta para jemaat untuk terus mendoakan dirinya dan Gereja. "Terima kasih untuk kasih dan doa kalian yang telah menyertai saya. Teruslah berdoa untuk saya, untuk gereja dan untuk Paus mendatang," tutur Paus Benediktus yang disambut tepuk tangan para jemaat.
Saat mendengarkan kata-kata Paus yang berumur 85 tahun itu, banyak jemaat yang tak kuasa menahan tangis mereka. Sebelumnya, Benediktus pun mendapat standing ovation ketika dirinya memasuki auditorium tersebut.
Aksi Ekstrim Sementara itu, beragam reaksi muncul atas pengunduran diri Paus Benediktus XVI, seperti di Paris, delapan wanita feminis melakukan aksi yang sedikit ekstrim. Mereka nekat bertelanjang dada di dalam gereja katedral Notre Dame di Paris, dalam rangka merayakan pengunduran diri Paus.
Seperti dilansir AFP, Rabu (13/2), delapan wanita tersebut merupakan anggota komunitas Femen yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Pada Selasa (12/2) waktu setempat, mereka memasuki gereja tersebut dengan jubah panjang. Ketika bel berdentang sebanyak 3 kali, tiba-tiba mereka melepaskan jubah mereka dan memamerkan payudara mereka.
"Tidak ada lagi Paus!" teriak mereka. "Tidak ada lagi homofobia," teriak yang lain.
"Selamat tinggal Benediktus," timpal wanita lainnya.
Para jemaat yang sedang berdoa di dalam gereja pun kaget. Beberapa dari mereka langsung menyampaikan kekecewaan dan kemarahan atas aksi wanita-wanita tersebut.
"Ini tempat yang sakral, Anda tidak boleh telanjang di sini," ucap salah seorang jemaat wanita.
Wanita-wanita tersebut kemudian digiring keluar oleh petugas keamanan gereja. Namun di luar, mereka tetap saja berteriak "Kami percaya homoseksual".
Aksi semacam ini memang bukan yang pertama kali dilakukan komunitas Femen. Sejak tahun 2010, mereka sering menjadi bahan pemberitaan di Rusia, Ukraina dan Inggris dengan aksi unjuk rasa ekstrem, yakni bertelanjang dada atau bahkan bugil sepenuhnya.
Atas aksi ini, Menteri Dalam Negeri Prancis Manuel Valls dan Walikota Paris Bertrand Delanoe menyampaikan kecaman. Menurut mereka, aksi tersebut merupakan 'provokasi' tak berguna. (dtc/vit)

Next > |
---|