Haluan Riau

Tuesday, May 21st

Last update07:53:24 PM GMT

You are here: NEWS NASIONAL Dinilai sebagai Sisi Gelap Demokrasi Indonesia

Dinilai sebagai Sisi Gelap Demokrasi Indonesia

Deretan nama-nama artis terpampang jelas di Daftar Caleg Sementara yang diserahkan parpol-parpol peserta Pemilu 2014 kepada KPU. Maraknya artis yang bertarung memperebutkan kursi di Senayan dinilai sebuah sisi gelap demokrasi Indonesia. Deretan nama-nama artis terpampang jelas di Daftar Caleg Sementara yang diserahkan parpol-parpol peserta Pemilu 2014 kepada KPU. Maraknya artis yang bertarung memperebutkan kursi di Senayan dinilai sebuah sisi gelap demokrasi Indonesia.
"Inilah sisi gelap demokrasi. Jika perolehan suara terbanyak yang menjadi tujuan utama maka hukum popularitas dalam pemilu adalah mutlak," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina Rico Marbun kepada detikcom, kemarin..
Rico mengatakan, disaat yang bersamaan, partai politik yang terlalu mengandalkan artis sebagai ujung tombak, sepertinya lupa tujuan partai politik bukan hanya untuk merebut kekuasaan atau berkuasa. Partai harus siap pula untuk memimpin atau memerintah.
"Sehingga seharusnya tujuan partai bukan hanya menang. Karena itu tujuan yang palig egois. Tujuan partai seharusnya menghasilkan kebijakan yang baik. Ini yang agak kedodoran. Partai yang hanya mengandalkan artis dikuatirkan merupakan indikasi gagalnya pendidikan politik dan kaderisasi," paparnya.
Rico mencontohkan, Ronald Reagen yang juga seorang mantan artis mampu menjadi salah satu presiden terbaik Amerika Serikat. Sementara Presiden Filipina, Estrada mantan artis justru menjadi pesakitan korupsi.
"Caleg artis harus membuktikan bahwa mereka akan menyibukkan masyrakat dengan prestasi, bukan dengan masalah pribadi," kata Rico.
Rico menyarankan, para caleg artis itu harus bertekad untuk tidak hanya menjadi 'pemanis' bagi partai politik. Caleg artis juga sebaiknya tidak 'nyambi' lagi dengan kerjaan artis selama menjadi wakil rakyat.
"Ini memberi kesan seakan tidak mau rugi dan lebih seringnya membuat mereka abai," tutupnya.
Sementara itu pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, punya pandangan berbeda. Maraknya caleg artis tidak perlu terlalu dikhawatirkan secara berlebihan.
"Data anggota DPR periode 2009-2014 menunjukkan banyak bacaleg dari kalangan artis yang tumbang dan gagal menjadi anggota Dewan.
Bahkan anggota Dewan dari kalangan artis tidak sampai 5 persen dari total anggota Dewan. Secara umum mereka tidak ditempatkan di komisi-komisi strategis," paparnya.
Evaluasi Arya mengatakan, evaluasi terhadap anggota Dewan harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak terbatas dari kalangan artis saja, banyak juga anggota Dewan dari kalangan profesi lainnya yang juga kurang berkualitas.
"Partai sebenarnya pragmatis saja dengan memilih artis menjadi anggota dewan. Pragmatisme partai itu tampak dengan menempatkan kalangan artis di dapil-dapil panas atau di dapil-dapil yang bukan basis politik partai. Tujuannya adalah untuk memecah suara dan untung-untung bisa mendapatkan kursi. Secara umum, jarang artis yang ditempatkan satu dapil dengan kader potensial partai yang notabene merupakan basis partai," kata Arya.
Menurut Arya, tugas partai sebenarnya sangat berat untuk mempersiapkan artis untuk bekerja secara baik di DPR. Banyak partai lupa mempersiapkan itu.
"Sehingga setelah terpilih banyak artis kaget dan terkejut," imbuhnya.(mtv/mel)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh