Haluan Riau

Sunday, Oct 28th

Last update05:00:00 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Rehab Terbengkalai Belajar Terganggu

Rehab Terbengkalai Belajar Terganggu

Empat ruangan kelas Sekolah Dasar Negeri 008 Desa Dundangan, Kecamatan Pangkalan Kuras yang atapnya dibongkar kontraktor sejak satu bulan lalu dibiarkan terbengkalai. Pihak sekolah terpaksa mengurangi jam belajar karena ada murid yang masuk siang. SDN yang berada di pinggir Jalan Lintas Timur itu atap dan kerangka atau piri-pirinya tak ada lagi. Bahkan plafon juga sudah dibongkar. Semua material bekas pembongkaran disusun di sekeliling ruangan setengah telanjang itu.
Rehab
“Kondisi seperti ini sudah hampir satu bulan. Sejak dibongkar pihak kontraktornya, sampai sekarang belum juga dikerjakan. Padahal semua atap, kerangka, dan plafon telah dibuka. Otomatis rungan itu tak dapat dipergunakan lagi untuk prose belajar mengajar bagi siswa,” ujar Kepala SDN 008 Dundangan, Saharudin kepada Haluan Riau saat berkunjung ke sekolah tersebut, Kamis (25/10) lalu

Diceritakannya, pembongkaran itu bermula dari adanya telepon dari H Rojali, salah seorang kontraktor, awal bulan lalu. H Rojali, memang tidak asing baginya dan telah mengenal orangnya. Ketika itu Rojali berniat bertemu dengan Saharudin untuk berbicara sesuatu. Setelah bersua, Rojali yang berprofesi sebagai kontraktor mengatakan akan melakukan rehabilitasi gedung SDN 008, sebanyak empat lokal. Pasalnya, perusahaan miliknya CV Pulau Senang, keluar sebagai pemenang tender. Item pekerjaan itu merupakan salah satu paket yang dilelang oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Pelalawan.

Mendengar hal itu, Saharudin yang telah sembilan tahun menjabat ini mengaku senang dan menerima dengan baik. Sebab, sudah tiga kali Saharudin menyampaikan permintaan rehab gedung kepada Disdik dan langsung disampaikan kepada Kepala Disdik, MD Rizal. Merasa upayanya tidak sia-sia, pria berusia 46 tahun ini meminta tenggat dua hari kepada kontraktor untuk mengosongkan semua barang-barang yang ada di dalam lokal dan dimasukkan ke ruang majelis guru.

Keempat ruangan itu yakni kelas IIIb, IVb, Vb, dan kantor guru, bersih dari segala barang hingga tenggat waktu yang dijanjikan. “Mereka langsung membongkar semua atap, plafon, dan kerangka. Dengan empat orang pekerja, pembongkaran itu selesai selama empat hari dan semua material bekas pembongkaran diletakkan di samping ruangan yang akan direhab. Kata kontraktor, dalam bestek sekolah kami mendapat perbaikan atap dari genteng, kerangka baja ringan, plafon dan lantai keramik seluas 80 meter persegi,” tambahnya.

Setelah bergulir hampir satu bulan, pekerja tak kelihatan memperbaiki dan memasang semua renovasi yang dijanjikan. Bahkan, gedung SD itu terlantar tak terurus bak kapal pecah. Konfirmasi dari dari pihak kontraktor semakin tidak jelas setelah dihubungi majelis sekolah beberapa kali. H Rojali malah mengimbau Disdik untuk membuat pernyataan resmi, sebagai jaminan pengerjaan rehab sekolah.

Kemudian pihak sekolah mendatangi Kantor Disdik di Pangkalan Kerinci, mempertanyakan nasib gedung mereka dan bertemu dengan Sekretaris Disdik Jalal. Namun Disdik mengimbau mereka untuk bersabar dengan keadaan.

Kondisi gedung terbongkar tanpa kejelasan, bertambah hari semakin memberatkan pihak sekolah dan siswa. Pihaknya harus memindahkan sebanyak 75 siswa dari tiga lokal, menjadi masuk siang dari sebelumnya belajar pagi. Karena ruangan yang ada sudah berkurang tiga unit dan menggunakan lokal lain. Jam pelajaran, selain dikurangi dari 35 menit menjadi 30, juga disusun ulang untuk menyesuaikan guru pengajar dengan siswa yang masuk pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB. Selain itu segala administrasi menjadi kacau, dikala ruangan majelis sudah sesak dengan bangku, meja, dan barang-barang dari lokal yang dibongkar.

“Pokoknya kami sangat kecewa dengan keadaaan seperti ini, bagusnya kami memakai gedung yang lama dan jika ada kerusakan sedikit saja bisa kami talangi dengan dana seadanya. Kalau seperti ini menjadi kacau semuanya. Anak didik pun kian diberatkan dan belajar siang hingga sore. Bagaimana kalau mata pelajaran olahraga, mereka pasti malas karena kepanasan,” kata pengajar mata pelajaran olahraga, Amirullah menimpali.

Salahkan Kontraktor
Kepala Disdik Pelalawan, MD Rizal yang ditemui di kantornya membenarkan kondisi sekolah itu dan menyalahkan pihak kontraktor yang sudah melakukan pembongkaran. Pasalnya, panitia lelang Disdik belum mengeluarkan surat perintah kerja (SPK). Meskipun rekanan itu telah keluar sebagai pemenang dalam tender proyek rehab ruangan belajar itu.

Menghindar
Namun MD Rizal tidak mau berkomentar banyak dan terkesan mengelak, dengan alasan ada rapat di Bappeda. Mantan Sekretaris Disdik ini meninggalkan wartawan yang belum selesai bertanya di ruangannya.

“Saya ada rapat di Bappeda dan saya sudah ditunggu. Nanti aja lagi kita berbicara tentang itu. Yang jelas kontraktor belum bisa bekerja, karena belum ada surat perintah dari kita,” katanya sambil menghindar dan mempercepat langkahnya meninggalkan pewarta.

Ada yang Lain
Hal serupa juga terjadi pada gedung sekolah di Kecamatan Ukui dan di Bandar Petalangan. Sejumlah gedung SDN juga telah dibongkar oleh kontraktor setelah mereka ditetapkan sebagai pemenang tendernya, hanya saja setelah kontraktor mengetahui bahwa SPK belum dikantongi, pihak kontraktor memasang kembali atap sekolah yang telah sempat dibongkar tersebut.

Konsultan Menyuruh Bekerja
Direktur CV Pulau Senang, H Rojali yang dikonfirmasi, membenarkan perusahaannya sebagai pemenang tender proyek di SDN 008 Dundangan itu. Segala pernyataan dari kepala sekolah juga tidak dibantahnya. Rojali juga tidak mau kondisi itu terjadi hingga mengorbankan para siswa maupun guru. Tetapi, kejelasan dari Disdik kepada perusahaannya sebagai pemenang tender tidak ada sampai sekarang, setelah lelang diumumkan.

“Kami bekerja atas dasar imbauan konsultan dari Disdik. Melihat tenggat waktu yang hanya tinggal dua bulan lebih, kami langsung mengerjakannya dengan mulai membongkar. Agar pekerjaan cepat selesai nantinya dan tidak menimbulkan persoalan hukum seperti yang lain. Namun setelah kami bongkar, Disdik tak kunjung
mengeluarkan surat penetapan penyedia jasa (SPPJ),” terangnya.

Rojali melanjutkan, pihaknya menang melalui tender secara on line atau dari fasilitas Lembaga Penyedia barang dan Jasa Pemerintah (LPSE). Berdasarkan peraturannya, seminggu setelah keluar pemenang dan habis masa sanggah, kontraktor sudah bisa bekerja. Masa kerja sudah hampir berakhir dalam tahun ini, menjadi alasan kuat dari perusahaannya.

“Saya tidak tahu kenapa Disdik enggan mengeluarkan SPPJ atau surat perintah kerja. Sepertinya ada yang tidak beres dari proyek yang ditenderkan ini. Tidak hanya ini saja paketnya, ada sekitar hampir 60 paket yang sama dengan ini. Informasi yang saya dengar, yang lain juga  bernasib serupa dan kami tidak pernah dipanggil oleh Disdik untuk membicarakan ini,” tandasnya. (Zola  Zulkarnaidi)

Add comment


Security code
Refresh