PEKANBARU (HR)-Sisa lebih perhitungan anggaran ABPD Riau saat ini mencapai angka Rp1 triliun lebih. Kondisi itu terjadi, salah satunya akibat kurang siapnya perencanaan program kerja yang diajukan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Sejauh ini, cukup banyak program kerja yang disusun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak bisa menyerap alokasi dana yang sudah dianggarkan. Akibatnya, anggaran itu harus dikembalikan lagi ke kas daerah. Selain itu proses lelang yang tak kunjung putus juga menyebabkan kegiatan tidak berjalan.
Kondisi itu tak ditampik Kepala Biro Pembangunan Setdaprov Riau, Burhanuddin. "Kalau dilihat dari segi pembangunan, penyebab Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) kita tinggi, ini karena banyaknya proses lelang yang tidak bisa diselesaikan di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Dari sekian banyak kegiatan, masih menyisakan sekitar 84 lelang yang tidak selesai di tahun ini. Ini juga menjadi penyebab terjadinya Silpa yang cukup tinggi," ungkapnya, Senin (11/11).
Menurutnya, Silpa tersebut bisa digunakan untuk kegiatan lain atau digunakan tahun depan. Ditambahkannya, Silpa juga bisa terjadi akibat adanya sisa anggaran pada suatu kegiatan. Sesuai aturan, sisa anggaran tersebut juga harus dikembalikan. Angkanya mencapai puluhan miliar. Kondisi ini terjadi di beberapa dinas yang anggarannya besar.
"Sebagai gambaran saja, banyak proyek-proyek yang diajukan tidak terlaksana karena kurang matangnya perhitungan waktu. Umumnya kegiatan SKPD yang tidak terlaksana tersebut terbentur kepada masalah waktu pengerjaan," terang Boy, panggilan akrabnya.
Belum Pasti
Sementara itu Kepala Biro Keuangan Setdaprov Riau, Jonli mengatakan, Silpa untuk tahun 2013 belum bisa dipastikan berapa besarnya. Menurutnya, jumlah Rp1 triliun tersebut masih berupa gambaran karena masih banyak anggaran di setiap SKPD dan satker yang belum menyelesaikan kegiatan.
"APBD Perubahan kita baru disetujui Kemendagri dan besaran Silpa kita belum bisa dipastikan. Bisa saja angkanya melebihi Rp1 triliun. Akhir tahun nanti baru bisa dihitung," terangnya.
Jonli menjelaskan untuk tahun 2012 yang kalu, Silpa mencapai Rp1,97 triliun. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena target pendapatan melebihi target Rp1 tliiun. Selain itu juga akibat adanya penghematan belanja, sisa tender atau pekerjaan yang tidak selesai serta dana hibah yang tidak tersalurkan.
"Itulah penyebab terjadinya Silpa tinggi tiap tahunnya, Silpa tersebut masuk kembali di APBD tahun 2013, begitu juga di tahun ini jika Silpa tinggi tentunya dimasukkan lagi ke tahun berikutnya," jelas Jonli. (nur)

Next > |
---|