DHAKA (HR)-Ketegangan politik di Bangladesh kian meningkat. Hal itu terjadi setelah tidak adanya kata sepakat antara pemerintah dengan pihak oposisi yang memicu terjadinya aksi demonstasi yang diprakarsai pihak oposisi. Dalam demonstasi yang terajdi di Kota Nagarkanda, Minggu (27/10), tiga orang demonstran tewas setelah tertembus peluru yang dilepaskan petugas Kepolisian. Aksi demontrasi kemarin menuntut perdana menteri turun dari jabatannya.
Demonstran juga meminta dilakukan pemungutan suara di bawah pemerintahan sementara.
Pihak kepolisian setempat mengatakan, petugas melepaskan tembakan dari Kota Nagarkanda, di mana saat itu berkumpul sekitar tiga ribu demonstran yang berasal dari Partai Nasional Banglades (BNP). Demonstran melakukan sweeping di pasar tradisonal dan menyerang petugas kepolisian dengan batu.
"Kami melepaskan tembakan untuk mempertahankan diri," kata Kepala Kepolisian Jamil Ahsan seperti diberitakan AFP, Minggu (27/10/2013).
Ahsan menyebut satu orang demonstran tewas dalam insiden itu. Dua korban lainnya tewas saat terjadi pemogokan massal selama 3 hari. Demonstrasi ini meluas hingga kebeberapa kota lainnya dan ribuan polisi cadangan dan paramiliter dikerahkan.
Pembicaraan Gagal
Pihak BNP dan sekutunya memerintahkan serangan untuk terus maju setelah pembicaraan gagal di menit terakhir antara Perdana Menteri Sheikh Hasina dan pemimpin oposisi Khaleda Zia. Zia menolak permintaan Hasina untuk membatalkan pemogokan saat melakukan percakapan telepon selama 40 menit.
Pihak oposisi telah menyerukan pemogokan dan protes dalam upaya untuk memaksa pemerintah Hasina untuk mengundurkan diri menjelang pemilihan yang dijadwalkan pada Januari 2014 dan mendirikan sebuah pemerintahan sementara untuk mengawasi pemilu.
Pembicaraan telepon pada hari Sabtu (26/10) kemarin, terjadi sehari setelah terjadinya bentrokan oleh oposisi dengan partai yang berkuasa dan polisi di kota-kota di seluruh kota dan menewaskan sedikitnya tujuh orang tewas dan ratusan luka-luka.
Mulai Mogok
Perkembangan terakhir hingga tadi malam, pihak BNP dan sekutunya telah memulai aksi mogok selama tiga hari, sebagai reaksi atas kegagalan pemerintah membentuk kabinet sementara menjelang pemilihan umum di negara itu. BNP juga menyerukan pemerintah untuk menyingkir menjelang pemilu yang akan diadakan pada Januari mendatang.
Pemogokan ini akan terus berlangsung meski ada permohonan dari Perdana Menteri Sheikh Hasina. Pemogokan dimulai pada pukul 06.00 pagi waktu setempat. BNP dengan sekutunya, Jamaat-e-Islam, berharap untuk membawa pemogokan ini ke tingkat nasional.
Mereka ingin memaksa perdana menteri untuk membentuk pemerintahan administrasi sementara yang netral untuk mengawasi proses pemilu.
Tapi Hasina menolak rencana ini dan mengatakan tidak ada ruang untuk orang-orang yang tidak dipilih melalui pemilu untuk mengawasi jalannya pemungutan suara. Khaleda Zia mengumumkan pemogokan nasional akan dimulai pada Minggu (27/10) ini, meskipun Perdana Menteri Hasina meneleponnya dan meminta membatalkan pemogokan. Hal ini dianggap sebagai kali pertama kedua rival politik itu berbicara secara langsung dalam satu dekade ini. (bbs/bbc/dtc/sis)

Next > |
---|