Haluan Riau

Wednesday, May 22nd

Last update11:43:05 PM GMT

You are here: DAERAH BENGKALIS DKP Diminta Kembangkan Budidaya Kepiting

DKP Diminta Kembangkan Budidaya Kepiting

BANTAN-Untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan nelayan di kawasan pesisir, perlu dikembangkan formula baru bernilai ekonomis. Salah satunya adalah pengembangan budidaya kepiting di kolam. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis selaku leading sector-nya diminta membuat formulanya. Hal itu disampaikan Ketua DPRD Bengkalis, Jamal Abdillah berdasarkan hasil reses yang dilakukannya ke Kecamatan Bantan, Senin (29/4). DKP diminta membuat program khusus untuk pemberdayaan masyarakat di kawasan pesisir untuk pengembangan budidaya kepiting yang diyakini bernilai ekonomis.


“Selama ini nelayan di Bantan kesulitan menangkap ikan pada masa pancaroba. Pada saat berkunjung ke Kecamatan Bantan, saya melihat potensi budidaya perikanan cukup besar, seperti di desa Jangkang dan Pambang. Disana dapat dikembangkan budidaya kepiting dalam skala menengah dengan melibatkan partisipasi langsung masyarakat nelayan,” terang Jamal, Senin (29/4).


Politisi muda PKS ini juga berharap ada pembinaan berkesinambungan dalam peningkatan kesejahteraan nelayan, khususnya metode-metode baru yang dapat dikembangkan. Dari hasil pertemuan dengan masyarakat nelayan di Jangkang dan Pambang, ada keinginan untuk membudidayakan kepiting dalam skala menengah.


Pilot Project Menanggapi usulan tersebut, Kepala DKP Ahmad Ramli merespon positif budidaya kepiting tersebut. Bahkan DKP sendiri pada tahun ini sudah melakukan budidaya kepiting di Desa Penampi Kecamatan Bengkalis dalam bentuk pilot project. Rencananya budidaya kepiting ini akan dikembangkan ke kecamatan lainnya, khususnya Pulau Rupat dan Pulau Bengkalis, termasuk Kecamatan Bantan.


“Tahun ini kita sudah memulai budidaya kepiting melalui pilot project. Budidaya kepiting ini sesuai dengan ekosistem yang ada di Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat, dimana untuk budidaya kepiting paling cocok di kawasan pesisir dengan hutan bakau (mangrove),” ungkap Ahmad Ramli. (man)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh