lomba tingkat RT atau RW acap kali digelar saat menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus. Namun, Warga Meranti Pandak yang terkenal sebagai wilayah IDT di Pekanbaru ini, menggelar beberapa permainan tradisional sempena Hari Kartini. Seperti, tarik tambang, membawa bola dalam sendok, pacu goni, lomba engrang dan joget bola guna meramaikan perayaan Hari Kartini 21 April lalu.Menurut Ketua RT 01/02, Kasdi, sekitar 350 kepala keluarga di Meranti Pandak. Tak heran lokasi yang menjorok dari kehidupan kota, mereka sangat membutuhkn permainan tradisional ini untuk menghibur warga Meranti Pandak.
"Meski kelihatan dekat dengan failitas KOta Pekanbaru, namun keadaan geografisnya yang berada di dataran rendah dan beberapa warga hidup pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Seperti nelayan, buruh bangunan, dan sebagain," terangnya.
"Lihat saja kondisi alam yang sangat sederhana, masih banyak jalan setapak di sana-sini. Sebagian warga di sini tergolong menengah ke bawah," ujarnya.Dalam mewujudkan permainan tradisional ini, lanjut dia, masyarakat menggandeng penyandang dana tokoh warga Rumbai, Isra Hendri, yang selalu aktif memberikan solusi bagi warga Rumbai untuk mengadakan kegiatan.
"Perayaan Hari Kartini tahun ini kami dibantu dana oleh Ibu Isra, sehingga bisalah masyarakat mengikuti lomba-lomba tradisional ini dengan gembira," sebutnya.Selain itu, lanut Kasdi, grup kaum ibu dan para pemudi yang paling terlibat dalam pertandingan ini pun diundang. Pantauan Haluan Riau di lapangan, para ibu dengan polos dan pakaian sederhana, datang ke lapangan di Jalan Hiu untuk bersatu melawan warga RT lainnya. Riuh rendah pun terjadi dari suara warga tersebut, saat tarik tambang dimulai.
Meski kondisi geografisnya becek karena musim hujan saat ini, terlihat wajah warga setempat sangat terhibur dengan permainan tradisional yang digelar itu. Mendukung Menurut tokoh warga Rumbai, Isra Hendri, selaku bagian dari warga ini, dia sangat mendukung warga Meranti Pandak yang butuh hiburan atau kreativitas positif, terutama untuk para kaum perempuan setempat. Dia melihat para ibu sangat semangat ingin bertanding, agar bisa menunjukkan kemampuannya.
"Saya bangga dengan semangat para ibu di sini. Meski tidak punya seragam, dengan pakaian yang sangat sederhana bersatu berkumpul untuk membela RT masing-masing agar menang. Padahal permaianan tradisional seperti ini sudah jarang terjadi.
"Kenyataan inilah yang mereka butuhkan. Yaitu, tidak muluk-muluk menwujudkan permainan ini digelar," ujarnya.Sebagai orang yang bisa memberikan jalan untuk bisa mewujudkan ini, dia mengaku, dengan senang hati mencarikan jalan ke luar agar bisa membantu warga untuk menikmati hiburan seperti ini.(IMELDA VINOLIA)
| Next > |
|---|
