BUNUT-Masyarakat Kecamatan Bunut mengeluhkan sejumlah infrastruktur yang tak dapat digunakan, meskipun selesai dibangun. Adapun infrastruktur yang dibangun melalui APBD Kabupaten Pelalawan itu, di antaranya lapangan sepakbola dan pembangunan Puskesmas rawat inap yang tidak tuntas. Keluhan itu disampaikan warga kepada anggota DPRD Pelalawan daerah pemilihan II yang menggelar reses ke Bunut, Jumat (19/10) lalu. Adapun anggota Dewan yang hadir, di antaranya Nazzarudin Arnaz, Jon Hendri Hasan, Suprianto SP, Abdul Anas Badrun dan Syahruddin.
Nazaruddin Arnazh mengakui, akibat tidak tuntasnya pembangunan lapangan sepakbola dan Puskesmas, sampai saat ini proyek itu tak dapat dimanfaatkan warga Bunut. Padahal, pembangunan lapangan sepak bola yang dianggarkan tahun 2009 menelan dana miliaran rupiah. Kenyataannya, sampai saat ini tak dapat digunakan warga karena pembangunan yang dilakukan pihak rekanan asal-asalan, sehingga kondisinya ditumbuhi semak.
"Kita berharap, dulunya lapangan sepak bola ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Bunut sebagai sarana mencari bakat pemain sepak bola, tapi kenyataannya sungguh memprihatinkan," ujar Nazaruddin kepada Haluan Riau, Minggu (21/10).
Selain lapangan sepakbola, keberadaan Puskesmas rawat inap sampai saat ini juga masih terbengkalai dan belum difungsikan. Karena ruangan Puskesmas sekarang tidak refresentatif. Akibatnya, warga menjadi enggan berobat, meskipun berada di ibukota Kecamatan Bunut.
"Selain itu ruang UGD juga tak ada, sehingga pihak Puskesmas memanfaatkan ruang tunggu untuk pengganti ruangan UGD," tambahnya.
Selain keluhan itu, warga Bunut juga mengharapkan adanya kantor UPTD, khususnya Disdukcapil. Dengan adanya UPTD itu dapat mempermudah warga dalam mengurus berbagai urusan administrasi kependudukan. Selain itu warga juga menanyakan terkait sidang keliling untuk pembuatan akte kelahiran yang tidak kunjung terealisasi.
"Persoalan lain yang terlihat mencolok pada reses ini, kantor camat ternyata sampai saat ini masih menggunakan gedung bekas peninggalan Kabupaten Kampar. Bangunan terlihat disekat-sekat lalu dijadikan ruang untuk pegawai bekerja," tutup Nazarudin. (Supendi)
Next > |
---|