PELALAWAN-Akses jalan yang menghubungkan Desa Sungai Ara dengan Jalan Lintas Bono yang berjarak sekitar delapan kilo meter, rusak parah. Akibatnya, aktivitas masyarakat hendak keluar masuk untuk membeli kebutuhan bahan pokok menjadi terganggu. Warga Sungai Ara, Kecamatan Pelalawan, Adep Aridi dan Edi Imex, kepada Haluan Riau, Minggu (5/5), mengatakan, Desa Sungai Ara yang terletak di pinggir bantaran Sungai Kampar itu, semakin terisolir dengan jalan yang rusak parah itu. Bahkan, hasil kelapa sawit milik warga yang siap panen banyak yang membusuk karena sulitnya membawah hasil panen itu ke luar daerah.
"Celakanya, akses jalan yang telah ditingkatkan menjadi Base C yang dibiayai oleh APBD Pelalawan beberapa tahun lalu itu tidak segera diperbaiki penguasa berwenang Pemkab Pelalawan. Masyarakat setempat pernah melakukan perbaikan secara swadaya, namun kondisinya saat ini kembali rusak parah," ujar Adep.
Lebih lanjut dikatakannya, ruas jalan yang menghubungkan Desa Sungai Ara ke jalan poros Lintas Bono diperkirakan sejauh delapan kilo meter. Di sejumlah titik mengalami rusak parah. Awalnya ruas jalan yang berada di kawasan tanah gambut itu telah dilakukan penimbunan dengan Base C beberapa tahun silam. Hanya saja, akibat pengerjaan oleh kontraktor pelaksana yang dinilai kurang bagus, jalan cepat rusak. "Mestinya peningkatan jalan harus disesuaikan dengan kontur tanahnya agar hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat dengan jangka waktu yang lama", beber Adep.
Kondisi terkini, akses menuju Sungai Ara, sambungnya, masih bisa dilewati dengan roda dua maupun roda empat. Hanya saja warga harus berjibaku dengan tanah berlumpur atau kendaraan terperosok ke dalam kubangan.
"Untuk roda dua saja sangat sulit melewati titik-titik yang parah itu. Terlebih lagi jika kendaraan roda empat tetap nekad untuk melewatinya, diyakini akan terperosok dan sangat membahayakan keselamatan. Terkadang warga tetap nekad untuk melewati jalan bak kubangan itu karena tuntutan untuk membeli kebutuhan pokok", ujarnya.
Edi Imex, warga setempat menimpali, sangat miris melihat kebijakan Pemkab Pelalawan yang terkesan tidak memperhatikan soal kebutuhan mendasar dan bersifat prioritas, yakni akses jalan dan penerangan. Ditegaskannya, Pemkab boleh saja senantiasa mendengungkan program teknopolitan atau program unggulan lainnya, namun kebutuhan pembangunan skala prioritas, yakni akses terhadap sejumlah daerah yang masih terisolir jangan sampai terlupakan.
"Kita sangat mendukung program unggulan yang tengah digesa Pemkab saat ini. Itu patut kita berikan apresiasi setinggi-tingginya. Namun, program muluk itu akan menjadi mimpi indah, jika kebutuhan prioritas masyarakat banyak hingga kini belum terpenuhi. Saat ini masyarakat sangat mendambakan akses jalan yang memadai serta penerangan", tegas Edi Imex.
Melihat kondisi Jalan Sungai Ara yang rusak parah, bebernya, sangat miris karena tidak adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh penguasa di Kabupaten Pelalawan. Sementara masyarakat menjerit ketika hendak keluar masuk yang senantiasa disuguhkan dengan akses yang belum memadai.
"Bayangkan saja, jalan yang dibangun menggunakan dana APBD, ketika mengalami kerusakan perbaikannya dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Sejujurnya, hal itu sah-sah saja sebagai wujud kepedulian masyarakat di dalam berbagai pembangunan. Hanya saja, jika setiap kali jalan rusak, secara terus menerus warga yang berbuat dan berupaya, sementara Pemkab terkesan tidak peduli. Sepertinya negeri ini semakin aneh karena pemerintah yang tidak peduli akan nasib warganya", ujar Edi Imex, dengan nada kecewa.
Lamban Sekretaris Komisi C, DPRD Pelalawan, Habibi Hapri, secara terpisah, sangat menyayangkan lambannya Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum Pelalawan, mengatasi keluhan warga itu. Menurutnya, persoalan akses adalah kebutuhan yang sangat urgen bagi masyarakat, seyogyanya Pemkab cepat tanggap dan turun ke lapangan melakukan perbaikan sebelum masyarakat menjerit.
"Sangat disayangkan lambannya Dinas terkait melakukan upaya perbaikan. Padahal melalui Dinas PU, semuanya telah kita anggarakan, baik biaya perawatan jalan secara berkala maupun hal yang lainnya. Kebutuhan akses ini adalah sangat urgen tidak bisa ditawar-tawar lagi", ujar politisi PAN itu kecewa.
Terlebih lagi sambungnya, melalui Dinas PU memiliki alat berat berbagai jenis untuk melakukan perbaikan jalan. Celakanya, terkesan tutup mata dan tidak mengerti dengan kebutuhan masyarakat yang bersifat sangat mendasar. "Dinas PU itu memiliki semuanya, mulai dari alat berat maupun operasional perawatan jalan yang dibiayai oleh dana APBD Pelalawan. Kita meminta Dinas PU turun langsung dan melakukan perbaikan secara menyeluruh", tegasnya. (ZULKARNAIDI ZOLA)

Next > |
---|