PEKANBARU-Pelaksanaan pertandingan babak penyisihan Paial Asia U22 hanya tinggal 10 hari lagi, namun hingga saat ini kondisi Stadion utama (Main Stadium) PON yang akan dijadikan tempat pertandingan masih terbengkalai, dan tidak ada tanda-tanda adanya persiapan Riau sebagai tuan rumah Piala Asia. Bahkan kondisi di dalam stadion kotor dan berdebu, hampir diseluruh ruangan yang ada didalam stadion tidak terawat. Yang lebih parahnya, pintu masuk VIP di Stadion tersebut masih terpasang tiang-tiang besi yang belum ditanggalkan dan berserakan di lantai. Sepertinya besi-besi tersebut dipergunakan untuk membangun pintu masuk berbentuk lambang melayu.
Selain itu tidak tampak satupun pekerja yang bekerja untuk memfinishing stadion tersebut, sebagai tanda untuk kesiapan menghadapi penyisihan Piala Asia U22, yang menurut rencana akan diikuti lima negara di Asia. Diluar stadion juga rumput-rumput yang berada di sekeliling stadion juga sudah panjang-panjang dan tidak dipotong.
Parahnya lagi, kondisi rumput di lapangan sudah mulai mengering dan juga tampak rumput yang mulai memanjang. Haluan Riau mencoba untuk masuk kedalam lapangan dan melihat kondisi rumput yang mengering, seperti tidak disiram, padahal sudah ada alat penyiram rumput di tepi lapangan. Selain kondisi rumput yang mulai mengering, lapangan tersebut juga terasa keras.
Walaupun tidak tampak adanya tanda-tanda kesiapan di Stadion tersebut, PSSI pusat tetap optimis stadion ini akan diselesaikan sebelum hari H oleh pemerintah Provinsi Riau. Deputi Sekretaris Jendral PSSI, Mursyid Weka saat meninjau langsung kondisi Stadion utama PON, Senin (25/6) mengatakan, Riau akan tetap menjadi tuan rumah Piala Asia U22 dan tidak akan dipindahkan ke Provinsi lain.
"Saya memastikan Riau akan tetap menjadi tuan rumah Piala Asia U22, dan kedatangan kami kesini juga termasuk salah satu dalam tahap persiapan menjelang pertandingan,
dan dalam waktu dekat ini tim dari AFC kembali akan meninjau stadion ini," terang Mursyid.
Sementara itu ketika ditanya apakah ada alternatif lain selain Riau, jika stadion ini tidak diselesaikan tepat waktu, dan tidak ada usaha dari Pemprov Riau untuk membenahi Stadion, menurut Mursyid tidak ada alternatif lain, namun jika terjadi juga maka akan bubar semua dan akan dipindahkan. Tetapi AFC akan memastikan Stadion ini apakah layak atau tidak pada tanggal 1 Juli mendatang, karena tim dari AFC akan turun ke Riau.
Kondisi
"Kalau memang betul-betul terjadi, maka akan bubar semua dan bisa saja dipindahkan, tetapi dalam waktu yang sesingkat ini tidak mungkin juga akan dipindahkan dan AFC juga tidak ada meninjau stadion yang lainnya, termasuk yang di Jawa Timur, dan AFC akan turun ke Riau diperkirakan tanggal 1 Juli," jelasnya dengan nada yang agak tinggi.
Terkait adanya informasi berbagai fasilitas atau digital perlengkapan stadion yang sempat disita oleh subkontraktor, dan adanya pembongkaran kursi di Stadion, menurut Mursyid itu merupakan urusan internal pemerintah daerah dan konsorsium proyek stadion.
"Saya tidak mengetahui hal tersebut dan itu urusan pmerintah Riau dan Mudah-mudahan semuanya dapat teratasi dan diselesaikan dengan konsorsium, sehingga pertandingan dapat diselenggarakan di Pekanbaru seperti yang kita harapkan, dan soal kekuarang lainnya akan kita bantu," cetusnya.
Sementara itu salah seorang staf Konsorsium Main Stadium Ardi yang menjabat sebagai Enginer di KSO, mengatakan secara fungsional stadion bisa digunakan untuk piala Asia U22. Dan tergantung dari PSSI apakah akan membantu atau tidak dalam menyelesaikan beberapa kekurangan.
"Secara fungsional bisa digunakan, sekarang tergantung dari PSSI yang akan mengerjakan beberapa kekurangan di stadion ini," ungkapnya.
Terkait dengan adanya pembongkaran beberapa tempat duduk di dalam stadion dan adanya ancaman dari sub kontraktor yang tidak akan mengerjakan dan membuka kunci di Stadion. Dikatakan Ardi tidak ada pembongkaran tetapi mengganti beberapa kursi dan sudah dipasang kembali.
"Tidak ada pembongkaran hanya mengganti beberapa kursi yang rusak, dan ancaman dari sub kontrak yang akan menahan kunci itu hak mereka dan kita akan menghubungi mereka," jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya, memang belum ada serah terima stadion tersebut, dan sub kontrak juga memegang beberapa kunci di stadion termasuk, chip yang ada di skoring biard digital, lampu, pemotogngan rumput dan tempat-tempat lainnya yang ada di Stadion utama. Dan tidak sembarang orang bisa membuka kunci tersebut selain dari sub kontrak yang mengerjakan.
"Stadion ini masih membutuhakn sub kontrak, dan merekalah yang tau cara membuka beberapa kunci dan tidak sembarang orang bisa mengerjakannya, dan kami akan berusaha kembali untuk menghubungi mereka," ujarnya.
Dari kunjungan deputi Sekjen PSSI bersama lima staf PSSI lainnya, tidak ada satupun dari pemerintahan Provinsi Riau yang mendampingi, baik dari Dispora maupun dari panitia persiapan piala Asia U22, begitu juga dari PSSI Riau versi Djohar juga tidak ikut mendampingi, padahal kedatangan mereka merupakan salah satu agenda untuk tahap persiapan.(nur).

Next > |
---|
Comments