Haluan Riau

Saturday, Mar 16th

Last update05:00:00 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Polisi Kantongi 4 Nama Tersangka

Polisi Kantongi 4 Nama Tersangka

BANGKINANG-Jajaran Kepolisian masih terus memburu sejumlah tersangka kasus pengeroyokan, yang membuat Tegar Saputra, salah seorang suporter PSPS Kampar tewas.  Saat ini, petugas telah mengantongi empat nama berikut alamat mereka. Hal itu diungkapkan Kapolres Kampar AKBP Aulinsyah Lubis melalui Kapolsek Tambang AKP Sumarno, ketika dikonfirmasi kemarin.
Terus Dikatakan, keempat tersangka merupakan anggota suporter Curva Nord 1955.
"Baru empat orang dan mungkin saja bisa lebih. Karena ini pengeroyokan bersama-sama," terangnya.
Keempat orang tersangka tersebut masing-masing bernisial Mm, Rs, Hd dan Dn. "Namun keempatnya masih dalam penyelidikan kita lebih lanjut, karena kita masih dalam pemeriksaan saksi-saksi dari pihak Asykar Teking,"  ujar Sumarno.
Ketika ditanya bagaimana pengamanan perjalanan suporter dari Pekanbaru menuju Bangkinang, Sumarno mengaku saat itu karena menjelang dimulainya pertandingan antara PSPS vs Persepam Madura, anggota Polsek Tambang  saat itu lebih difokuskan ke Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang. "Jadi kita lebih uatamakan ke stadion, dan hal ini benar-benar diluar dugaan," jelasnya.
Picu Kesedihan Sementara itu, Bupati Kampar H Jefry Noer mengaku seih dengan terjadinya penganiayaan terhadap suporter PSPS tersebut.
"Saya sangat sedih dengan terjadi bentrok antar suporter," ujarnya.
Ditegaskan Bupati, bahwa kedepannya ia tidak ingin terjadi lagi bentrok antara suporter karena menurutnya olahraga itu dan upaya menarik PSPS ke Bangkinang bertujuan memberikan hiburan kepada masyarakat, bukan untuk tawur-tawuran.
"Kita juga prihatin, sekarang olahraga itu terutama harus sportif dan untuk hiburan," ingatnya.
Dijelaskannya, walaupun suporter yang tewas bukan merupakan warga Kampar, namun  ia turut juga merasakan kesedihan yang dialami keluarga korban dan seluruh pencinta PSPS."Karena bagaimanapun mereka itukan merupakan anak-anak kita juga," imbuhnya.
Jefry berharap k edepan tak ada lagi kekerasan dan bentrokan antar suporter.
"Untuk ke depan, saya mengharapkan tidak ada lagi kejadian seperti itu, kalau memang suporter itu beringas, akan kita larang untuk datang ke kampar. Ini hanya hiburan bukan untuk tawur-tawuran," tukasnya.
Saing Ejek Sementara itu, Sumarno menjelaskan, pecahnya kejadian  ini terjadi karena saling ejek antara suporter Asykar Theking dan Curva Nord 1955.
Kejadian tersebut bermula ketika pada Minggu (10/3) sekira pukul 14.00 WIB di Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang KM 26 Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, suporter Asykar Theking yang menggunakan baju biru putih dengan menggunakan mobil dan sepeda motor, bertemu dengan kelompok suporter Curva Nord 1955 yang memakai baju hitam. Ketika itu, terjadi aksi saling mengejek.
Tak lama berselang terjadilah penganiayaan tehadap seporter Asykar Theking yang bernama Yudistira (16) warga alamat Perumahan Peputra Raya, Jalan Surian, Kecamatan Siak Hulu.
Tak berhenti sampai di situ, saat perjalanan pulang menuju Pekanbaru, kelompok Curva Nord 1955 kembali terlibat aksi penganiayaan terhadap kelompok Asykar Theking. Kali ini, yang jadi korbannya adalah Tegar Saputra Agara (16) warga Jalan Pintu Angin, Bima Luthfianto (16) warga Perum Peputra Raya Desa Tanah Merah Kecamatan Siak Hulu dan Adrialfida (15), warga Jalan Mujahirin Sidomulyo Barat, Pekanbaru.
Akibat aksi tersebut, ketiga korban mengalami luka -luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Lancang Kuning. Namun belakangan, nyawa Tegas Saputra akhirnya tak bisa diselamatkan. Setelah mendapat perawatan medis, (10/3) Tegar Saputra meninggal dunia sekitar pukul 22.00 WIB.
Harusnya Kompak Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pekanbaru AGung Nugroho juga sangat menyesalkan terjadinya bentrok sesama suporter PSPS tersebut.
Hal itu diungkapkan Agung Nugroho didampingi Wakil Ketua Informasi dan Komunikasi, Rino, Selasa kemarin kepada wartawan. Agung menilai, sesama pendukung dan fanatik sepakbola, mestinya saling menghargai, sehingga bentrok tersebut seharusnya tak perlu terjadi.
"Kalau merasa sama-sama memiliki PSPS, suporter mestinya kompak, saling mendukung dan bisa menghargai satu sama lain," imbaunya.
Menurutnya, bentrok yang menyebabkan tewasnya seorang suporter PSPS itu, merupakan kejadian yang sangat ironis. Menurutnya, selaku pemuda generasi penerus bangsa mereka harusnya bisa bersatu di semua lini, termasuk dalam bidang olahraga.
Belajar dari peristiwa itu, Agung pun mengajak semua pihak untuk melupakan perbedaan dan kembali kepada sumpah Pemuda dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
"Jadi untuk menghindari jangan terjadinya peristiwa serupa untuk kedua kalinya, sebaiknya suporter PSPS berkumpul dalam satu wadah, sebab tujuan dan perjuangannya sama yakni memajukan PSPS,"paparnya.
Jika hal itu sudah dilakukan, kata Agung lagi, maka pemuda-pemuda yang bergabung dalam suporter PSPS bisa lebih kompak lagi. "Saat ini ada empat kelompok suporter PSPS yakni Hangtuah Mania, Asykar The King, Ultras dan Curva Nord 1955, kita berharap empat kelompok ini bersatu dan kompak,"sebutnya. (hir, oni, sar)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh